Vijfendertig

1765 Words

“Ada apa, Mas? Kok wajahnya masam begitu? Kalian bertengkar?” Seorang laki-laki pedagang sate membawakan pesanan mereka. Dua porsi sate ayam lengkap dengan lontongnya. Ia tersenyum melipat bibir. “Ah, enggak, Mas. Dia lagi dapat kabar buruk aja.” Jen yang menjawab. “Oalah… Jangan bertengkar ya, Mbak, Mas. Nggak baik. Baikan aja mumpung lagi makan bareng?” Jen mengangkat alis. Tak mengerti. Tapi, demi melihat raut wajah pedagang sate itu ia jadi mengerti apa maksudnya. Pegadang sate itu menganggap mereka pasangan seperti layaknya laki-laki dan perempuan yang makan malam berdua di luar. “Pfftt…” Jen menahan tawa. Ini sering terjadi. Bagaimanapun, mereka berdua memang terlihat serasi saat bersama. Bahkan, di kalangan detektif dan polisi, Hans dan Jen seringkali digosipkan memiliki hubung

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD