Hans menyodorkan tabletnya yang sedang menampilkan identitas pelapor orang mencurigakan di minimarket. Kini, ia dan Jen sudah berada di ruangan kepala toko. Tiga menit lalu mereka tiba, tanpa basa-basi meminta waktu si kepala toko yang sudah mengenal mereka. “Ah, dia…” Raut wajah kepala toko itu berubah. Ia menyodorkan kembali tablet milik Hans. “Kenapa?” Hans mengambil kembali tabletnya. Alisnya bertaut, merasa aneh dengan perubahan raut wajah si kepala toko. “Dia… sudah mengundurkan diri.” “Apa?! Kapan?” “Kemarin. Sejak kemarin ia sudah tidak terdaftar sebagai karyawan di toko ini.” Ada sedikit raut penyesalan di wajahnya. “Bagaimana bisa kau membiarkannya mengundurkan diri?” Tanya Hans dingin. Matanya menatap lurus ke arah si kepala toko. “Memangnya mau bagaimana lagi?” Ia justru