Bayu menarik nafas sebelum ia mengetuk pintu rumahnya. Tiga kali sudah Bayu mengetuk pintu. Namun, tak ada jawaban. Ia ketuk sekali lagi sembari memanggil nama Inara. Namun tetap tak ada jawaban. "Mbak!!! Mbak Inara!!!" Rumah benar-benar dalam kondisi terkunci. Bayu akhirnya mengeluarkan kunci cadangan dari tas nya. Ia masuk dan melihat rumah nampak sepi. "Mbak!!!" Bayu ke dapur. Ke belakang. Ke samping. Ke kamar Inara. Kosong. Semua kosong. Bahkan rumah nampak hening. Bayu mengeluarkan ponselnya dan menelpon Inara. Dua kali tak ada jawaban. Ketiga kali di angkat. "Assalamualaikum, Mbak?" "Mbak, di mana? Kenapa rumah sepi?" Bayu diam mendengarkan. "Mbak, aku minta maaf ya, aku ke sana ya." Bayu dengan cepat menyimpan ponselnya dan lari keluar. Ia ingin menemui Inara di k