FWB : Kebohongan Pertama

1281 Words
Warning! Mengandung mature content harap bijak memilih bacaan! Tepat jam delapan kurang seperempat pagi Syera menjatuhkan tubuhnya di kursi putar kubikel-nya. Gadis berusia dua puluh lima tahun itu mengembuskan napas lelah. Untung saja masih ada waktu lima belas menit untuk membuat kopi. Gadis berambut sepunggung itu pun melangkahkan kakinya menuju pantry yang sudah sepi dengan pegawai kantor. Biasanya di jam-jam menjelang masuk kantor jarang sekali pegawai nongkrong di pantry, mereka lebih suka mengobrol di kubikel masing-masing sembari menunggu jam kantor mulai. Syera menuang satu sachet kopi moccacino ke dalam mug kesayangannya yang dia simpan di kitchen pantry. Setelah menekan air panas dari dispenser, gadis itu mengambil sendok dan mengaduknya. “Telat lagi, huh?” sapa seorang yang mengambil duduk di bar stool. Kavi, orang terdekat Syera di kantor yang bernama lengkap Kaviandra Wiratama, mereka pertama kali berkenalan sewaktu masih kuliah di kampus yang sama. Kavi adalah senior Syera, dan mereka sempat berhubungan dekat juga, tapi kandas karena sesuatu hal. Mereka bertemu lagi setelah berpisah kurang lebih empat tahun. Syera melamar di perusahaan di mana Kavi yang menjadi managernya. Keduanya pun kembali memulai dengan menjadi rekan kerja, atasan dan bawahan. “Biasa, ada insiden pagi,” jawab Syera santai sambil tangannya masih mengaduk-ngaduk kopi agar merata rasanya. “Mau quicky?” ajak Kavi menggoda gadis di sebelahnya. Lelaki itu tau sekali bila mood Syera sedang buruk, pasti dia butuh sesuatu untuk membuatnya kembali rileks. “Boleh,” balas Syera tanpa basa basi menaruh kopinya di meja dan langsung menuju ruang penyimpanan alat-alat kebersihan yang masih menyatu dengan pantry. Selain di toilet kantor, tempat ini lah yang biasa menjadi lokasi singkat mereka melakukan pelepasan. Syera berjalan lebih dulu menuju ruang kecil berukuran dua kali dua meter itu. Kavi pun menyusul di belakangnya, kemudian langsung menutup dan mengunci pintunya. Keduanya saling berpagutan mesra, melesakan lidah dan saling membelit satu sama lain di dalam mulut mereka. “Kamu pake lipstik apa sih, kok, beda rasanya?” keluh Kavi di sela-sela ciumannya. “Berisik, ih! Cepat, nanti ada yang masuk!” omel Syera seraya membuka ikat pinggang lelaki yang sudah tiga bulan ini menjadi friends with benefit-nya. “Iya, iya sabar,” balas Kavi dengan tangan yang langsung menaikan rok gadis di depannya hingga ke pinggang. “Kav, cepet masukin!” titah Syera tak sabar. Kavi pun mengeluarkan pengaman yang selalu dia simpan di selipan dompetnya dan memakaikan ke juniornya yang sudah mengacung sempurna. Kemudian lelaki itu langsung menerobos liang kewanitaan gadis itu dengan sekali hentakan. Kavi sedikit mengangkat satu kaki Syera dan mulai menghujam kejantanannya. Syera melenguh ketika milik lelaki itu memenuhi bagian sensitifnya. Kavi mulai bergerak cepat mendorong keluar masuk miliknya ke bagian inti Syera yang masih terasa sempit tiap kali dia masuki. Tak sampai sepuluh menit keduanya saling mendesah puas, lalu Syera melingkarkan kedua tangannya di bahu Kavi berusaha menopang tubuhnya agar tidak oleng akibat o*****e singkat mereka. Napas lelaki itu berembus hangat di leher Syera. Keduanya selesai dan keluar dari ruangan kecil itu bergantian. Kavi yang lebih dulu keluar dan memantau keadaan di pantry. Aman. Lalu, lelaki itu mengetuk pintu di belakangnya dua kali sebagai kode. Syera segera merapikan penampilannya agar kembali rapi seperti awal mula, kemudian bergegas keluar menuju toilet. Sebenarnya Kavi sudah memiliki tunangan, tapi karena lelaki itu membutuhkan pelepasan dan tunangannya itu sudah menekankan sejak awal bahwa tidak akan melakukan hubungan terlarang sebelum ada ikatan pernikahan di antara mereka. Kavi sering menceritakan hubungan datarnya bersama tunangannya itu pada Syera. Mungkin karena mereka—Syera dan Amanda—sesama wanita jadinya Kavi pun ingin tau dari pendapat Syera tentang hubungannya datar yang dijalaninya, sedangkan lelaki itu menginginkan kebutuhan seksualnya agar terpenuhi. Setelah sekian lama Syera mendengarkan curhatan Kavi, gadis itu pun menawarkan sebuah hubungan yang saling menguntungkan untuk mereka. Syera hanya menginginkan kebutuhan seksualnya terpenuhi begitu juga dengan Kavi tanpa melibatkan perasaan. Awalnya Kavi tak bisa menjawab keinginan mantan kekasihnya itu, dia takut akan menyakiti hati tunangannya. Namun, semakin lama dia semakin kelabakan melakukan m********i sendirian sedangkan ada wanita lain yang bersedia menjadi pelepas seksualnya. Akhirnya Kavi pun kalah dengan egonya, kemudian dia mengiyakan ajakan Syera yang menawarkan tentang hubungan simbiosis mutualisme yang dicanangkan gadis itu. Dengan syarat tidak ada komitmen di antara mereka. *** Pukul 17.00. Syera berdiri di depan lobi kantornya dengan tangan yang menekan-nekan keyboard ponselnya. Wajah gadis itu tampak kesal karena Raffa, kakaknya belum juga datang menjemput. Sebuah mobil berwarna silver berhenti di depan gadis itu. “Syer, masuk!” teriak lelaki dari dalam Expanders-nya. Karena tak ingin terlalu lama menunggu, gadis itu pun memilih masuk ke mobil Kavi. “Nungguin Raffa?” tanya Kavi setelah kembali melajukan kendaraannya. “Kebiasaan dia pasti lupa buat jemput aku. Kamu dari mana, kok, baru keluar?” “Ada meeting dadakan tadi,” balas Kavi. Syera pun hanya menanggapi balasan lelaki itu dengan manggut-manggut. Kavi tidak terlalu mengenal Raffa, dia hanya mendengar nama itu dari yang sering Syera ceritakan. Sedewasa ini Syera masih tinggal bersama Mama dan kakak laki-lakinya, karena sang Mama melarang Syera untuk tinggal di luar. Padahal Syera ingin sekali kebebasan, tak ayal setiap kali mereka akan melepas rindu mau tak mau Kavi yang akan selalu menyewa kamar hotel. Akan tetapi, lelaki itu tidak keberatan sama sekali, setidaknya dia laki-laki yang tidak ingin dicap sebagai 'mokondo' seperti yang sering dikeluhkan oleh pasangan-pasangan per-fwb-an yang sedang booming ini. Terdengar suara panggilan dari benda pipih milik Kavi yang ditaruh di atas dashboard mobil. Gegas lelaki itu pun meraih ponsel hitamnya dan melihat siapa yang tengah menghubunginya. Tertera nama Manda di layar ponsel milik lelaki itu. Kavi pun meminta Syera untuk hening sebentar selama dia menjawab panggilan dari tunangannya itu. “Ya, Nda?” sapa Kavi dengan mata tetap fokus pada jalanan di depannya. “Kamu lagi di mana?” tanya suara tunangannya di seberang sana. “Masih di jalan, mau pulang.” “Jemput aku ya,” pinta Manda manja. “Okey.” “Thanks you, Bee. Aku tunggu,” balas Manda riang. “Nda, bisa tunggu tiga puluh menit lagi?” tanya Kavi mengingat saat ini dia juga akan mengantar Syera untuk sampai ke rumahnya. “Um, kamu dari kantor, kan?” “Iya.” “Gak sampe tiga puluh menit, loh, dari kantor kamu ke tempatku,” kata gadis di seberang sana mengira-ngira waktu. “Iya, sih. Tapi, aku lagi antar temanku dulu. Dia nebeng pulang,” kata Kavi seraya melirik Syera yang dia yakini sedang menyimak percakapannya juga. “Cowok?” tanya Manda ingin tahu. Kavi menelan ludah susah payah, entah dia ingin berbohong atau jujur saat ini. “Iya, kebetulan dia lagi gak bawa kendaraan,” balas lelaki itu seraya memejamkan mata, menyesali ucapannya barusan. Karena dia tau, sekali dia berbohong akan muncul kebohongan-kebohongan lain ke depannya nanti. “Oh, oke. Aku tungguin aja di cafe depan tempat kerjaku ya,” kata Manda mengalah. “See you, Honey,” tutup Kavi seraya mematikan sambungan. Lelaki itu menaruh ponselnya kembali ke atas dashboard. “Aku turun di halte depan aja, Kav,” pinta Syera karena tak enak hati. Kavi menoleh ke arah gadis yang duduk di sebelahnya dengan tatapan bertanya. “Kenapa?” tanya lelaki itu masih dengan gaya santainya. “Gak apa-apa, aku cuma gak mau bikin tunangan kamu nunggu lama,” kata Syera menjelaskan maksudnya. “Udah, gak apa-apa, kok, lagian aku juga gak tau kalo dia minta jemput. Biasanya dia bawa mobil sendiri,” balas Kavi cuek. “Tetap aja aku gak enak, udah bikin kamu berbohong ke dia.” Sejujurnya selama ini Kavi sama sekali tidak pernah berbohong pada Manda. Bahkan, bila dia tengah bersama Syera pun Kavi tidak pernah mengatakan apa pun. Dia hanya mengatakan sedang bersama rekan kantornya, dan itu benarkan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD