Satria terbangun dengan tubuh yang sedikit ringan, entah berapa lama dia tertidur sepertinya hari sudah beranjak sore. Dia menatap ke sekeliling ruangan kamarnya dan kembali membaringkan tubuhnya. Kemudian dia mengingat sesuatu, sontak pria itu kembali bangkit terduduk. “Syera ...,” gumamnya. Ingatannya kembali ke waktu siang tadi ketika dia meminta gadis itu untuk datang menemuinya di apartemen. Ketika hatinya sedang emosi akibat permasalahan yang terjadi dengan ibunya tadi malam, dan dia sangat membutuhkan gadis itu di sisinya. Kemudian mereka menghabiskan waktu berbagi peluh bersama. Satria turun dari ranjang setelah mengenakan celana jeans-nya dan membuka pintu kamar guna mencari Syera yang mungkin saja sedang berada di dapur atau di ruangan mana saja di apartemennya. “Syera?” p

