Manda membuang muka ke samping, entah mengapa dia sudah kepalang benci pada Syera sehingga tidak ingin siapa pun laki-laki yang dikenalnya memiliki hubungan khusus dengan perempuan itu. Terlebih sepupunya sendiri. “Dengar, Nda. Abang sudah lakuin apa yang kamu mau meskipun pada akhirnya tidak sesuai dengan apa yang telah kita sepakati. Tapi kan, kita hanya bisa berencana, kenyataannya Abang yang jatuh cinta beneran sama Syera,” jelas Satria panjang lebar. Satria membuang napas panjang, lalu kembali melanjutkan ucapannya, “Lagi pula, yang seharusnya kamu beri peringatan itu tunangan kamu, bukan Syera. Dia yang selalu ngejar-ngejar Syera. Paham?!” Manda memandang Satria dengan sorot tajam, seolah dia tidak suka dengan perkataan pria itu karena telah merendahkan Kavi. Satria merasakan si