Syera tidak bisa mempercayai ucapan Kavi yang berniat untuk melamarnya. Entah itu sungguhan atau hanya sekadar kalimat penghibur. Bila Kavi mengatakannya dulu sewaktu mereka masih bersama, saat belum ada masalah rumit yang menderanya. Mungkin Syera akan langsung mengiyakan lamaran pria itu tanpa harus berpikir panjang. Namun, yang terjadi sekarang tidak semudah itu. Di hatinya sudah tidak ada lagi rasa untuk Kavi, karena hatinya sudah berpaling ke pria lain, yaitu Satria.
“Syera?” panggil Kavi lembut.
Gadis di depannya mengangkat wajah dan tatapan keduanya saling bertabrakan.
“Maaf ...,” ucapnya seraya menggelengkan kepala pelan. “Aku gak bisa, Kav.”
Kavi menghela napas kasar. “Kamu masih bersama pria itu?”
“Meskipun saat ini aku udah gak sama dia, aku tetap akan menolak lamaran
