Tiga hari berlalu, Denzel tak pernah datang lagi seakan-akan mansion itu kini hanyalah persinggahan saja dan bukan miliknya lagi. Seperti biasa, Cyril ada di depan laptop dengan memandang serius ke layarnya. Tampaknya dia sedang melakukan chat dengan seseorang di sana. Tak lama kemudian, ponselnya berbunyi dan dia segera mengangkatnya. “Hmm?” sahutnya. “Kau baik-baik saja di sana? Kapan kau akan mengaku pada Denzel tentang identitasmu?” tanya seorang pria dari seberang telepon. “Entahlah, Neisha. Aku masih mencari cara untuk kembali ke kota itu dan membuat mereka semua menerima balasannya.” “Saranku, tak perlu kemari lagi. Kau sudah lepas dari mereka dan jangan kembali kemari lagi. Mereka sangat berbahaya.” “Dia telah membunuh Paman Noah dan berusaha melenyapkanku. Jika saja kau t