Keesokan harinya, pagi yang cerah menyelimuti kota. Suara gemericik dari mesin kopi yang mengalir pelan menjadi pengiring rutinitas pagi Caia di apartemennya.
Caia, yang masih mengenakan gaun tidur yang dilapisi kimono sutra, sibuk menyiapkan sarapan sederhana di dapur kecilnya untuk dirinya dan Zeus.
“Morning,” sapa Zeus yang tampak baru keluar dari kamarnya.
“Hmm, morning.” Caia tersenyum tipis dan mengambilkan secangkir kopi untuk Zeus.
“Thank you,” sahut Zeus yang hanya mengenakan celana pendek saja.
Caia harus terbiasa hidup dengan pria itu mulai sekarang, dan dia harus menahan rasa gugupnya jika berhadapan dengan Zeus yang sering tak mengenakan bajunya jika berada di dalam rumah.
Mereka kemudian duduk bersama dan mulai sarapan. “Kau memasak sendiri?” tanya Zeus.
Caia mengan
