Mencoba untuk tidak menghindar, dan menghadapi Yudistira dengan segala keberaniannya untuk mengungkapkan pula segala isi hatinya—yang sejujur-jujurnya. Ayara tengah menunggu Yudistira di parkiran sekolah, lebih tepatnya kini Ayara tengah menyenderkan tubuhnya di mobil hitam yang sudah dapat ia pastikan merupakan mobil Yudistira. Pria itu mengiriminya sebuah pesan singkat beberapa menit yang lalu, yang isinya meminta Ayara untuk menunggu di sini. Baiklah.. Memang sudah semestinya tidak ada dari mereka yang mampu menghindari saat-saat seperti ini. Maka dari itu, bertemu untuk berbicara dari hati ke hati adalah solusi yang tepat. Ayara yang sejak tadi tengah fokus pada ponselnya, tentu tidak menyadari sepasang mata yang dari kejauhan melihatnya dengan tatapan setajam elang. Hanya sekedar