Liam tidak mengajak Kamari menginap di hotel. Mereka memutuskan untuk langsung pulang karena ada banyak pekerjaan yang menunggu. Menaiki pesawatjet, mereka tiba jauh lebih cepat daripada naik pesawat biasa. Kamari menatap gedung-gedung pencakar langit yang dilewatinya. Lampu-lampu yang berpendar dan menerangi udara malam. Merasakan kehampaan di hati dan rasa tidak percaya karena bisa kembali ke kota setelah satu bulan yang mengerikan di kampung sang mama. Ia tidak tahu, bagaimana pandangan orang-orang padanya, terutama teman-teman kampusnya karena masalah Brata. Harapannya, bisa melalui hari-harinya di kampus dengan tenang dan tidak ada masalah. “Sampai rumah nanti, jangan lupa sampai rumah langsung mandi dan makan, lalu tidur.” Suara Liam menembus kesunyian dalam diri Kamari. “Jangan te