BAB 33

1306 Words

Kamari tidak ahli dalam berciuman, tapi bisa merasakan ada hal yang berbeda dengan kemesraan yang diberikan Liam kali ini. Ciuman laki-laki itu lebih intens, lebih panas, dan lebih menuntut dari biasanyar Liam menghimpitnya ke pintu, menangkup pinggul dan mengangkat tubuhnya. Kakinya melingkari pinggang Liam dan laki-laki itu merebahkannya ke atas ranjang besar. Kamari tidak sempat berkelit saat tubuhnya ditindih. Kamari mendesah, saat bibir Liam menggila. Laki-laki itu mencium bibir, leher, wajah, dan menjilati telinganya. Bukan hanya wajah yang memanas tapi sekujur tubuh Kamari pun gemetar hebat. Pertama kalinya ia disentuh oleh seorang laki-laki, meskipun yang mencumbuinya adalah Liam, tetap saja dirinya merasa gugup. “Kamari, tenang. Jangan tegang,” bisik Liam di antara cumbuannya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD