Agni membuka matanya secara perlahan. Ia tidak tahu berapa lama ia tertidur di ranjang ini. Agni memfokuskan penglihatannya ia tahu betul siapa pemilik kamar ini. Ia pernah kesini sebelumnya. Tempat tidur ini begitu nyaman, dan tercium harum mint yang menyegarkan. Rasa sakit ditubuhnya sudah berkurang. Agni menyandarkan punggungnya disisi tempat tidur, ia memandang Bram disana. Laki-laki itu memperhatikannya dengan intens. Agni menatap iris mata Bram, dan Bram membalasnya tatapanya. Tatapan itu membuat jantungnya kembali berdebar, seperti menusuk ke dalam hatinya. Bram melangkah mendekati Agni. Sedari tadi ia menunggu wanita itu bangun dari tidur panjangnya. Sudah enam jam lamanya Agni tertidur pulas disini bersamanya. Bram lalu duduk di sisi tempat tidur, ia memandang wajah cantik itu,