"Jangan gegabah." "Nggak, kok. Aku cuma merasa, buat apa aku hidup dua kali kalau di kehidupan yang sekarang ini aku malah menghindar?" Lagi, timbul perdebatan. Masih di ruang meeting yang sudah Elang kunci pintunya. Di sini kedap suara. "Pertama dan terakhir kamu beraksi, punggungmu lebam, dadamu juga sakit." Ava memang bilang mau menghadapi papa, tak akan kabur macam sekarang. Namun, rupanya Elang kurang setuju. Ava disebut gegabah. "Itu karena aku berpegang sama keyakinan yang udah pernah kualami di kehidupan pertama, kali ini nggak. Aku akan hadapi dengan—" "Tetap saja." "Om bahkan nggak mau ngedengerin dulu omonganku." "Oke, lanjutkan." Tapi Ava jadi kehilangan cukup banyak mood-nya. Dia mendengkus. Yeah ... tidak sepatutnya seperti ini juga. Bagaimanapun Ava sudah sepakat u