28 | Berjalan di Kaca Tipis

1201 Words

"Saya papanya!" Oh, langkah Ava terhenti. Di mana suara tawa renyah dari teman-teman seruangan pun sama berhentinya, saat kaki sudah memasuki lobi utama. Seruan itu menjadi titik ribut yang kini menarik hampir semua sorot mata. Elang bilang, sudah ada penjaga di luar. Ya, memang ada. "Saya papanya!" Lagi, suara itu. "Kenapa kalian memperlakukan saya seperti penjahat." Sambil membetulkan pakaian yang dikenakan, sempat terenggut di beberapa sisi kala sekuriti menghalau. Dan, ya ... mata itu bertemu dengan mata Ava. "Eh, Va. Kami duluan, ya!" Ava menoleh, mengangguk dan tersenyum. "Hati-hati, Kak." "Ava!" Itu papa yang memanggil. Ava tahu ada orang suruhan Elang untuk menahan kehadiran papa, tetapi lelaki paruh baya tersebut tampaknya tidak bisa dicegah. Elang sendiri pasti terbat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD