Pregnant

956 Words
Rio terbangun dari tidurnya karena terusik dengan suara yang sedari tadi pagi terdengar ditelinganya. Suara muntahan seseorang. Dilihatnya sang istri tak ada di ranjang. Dengan tak bertenaga, Rio turun dari ranjangnya dan menuju kamar mandi untuk sikat gigi. ‘Cklek’ "Ya ampun sayang kamu kenapa?" Tanya Rio pada istrinya yang tengah berpegangan erat pada wastafel. Dengan paniknya Rio mengadahkan wajah istrinya dengan kedua tangannya yang besar. "Muka kamu pucat sayang." 'Plak' "Aduh... sayang kok aku dipukul sih?" Aduh Rio yang mengusap usap lengannya yang memerah. Ify menatapnya garang. "Cepet pake baju." Suruh Ify dengan wajah memerah. Rio yang mengerti arah pembicaraan Ify pun menyeringai. "Ya ampun sayang ngapain juga aku pake baju kalo kamu tiap malam liat aku gak pake baju? Hem?" Goda Rio pada istrinya itu. "Aww-" Dan berakhir dengan cubitan maut dari Ify diperutnya. "Cepet pake baju. Aku gak terima penolakan. Lagipula itu juga karena rengekan kamu mau minta jatah tiap hari." Ujar Ify sangar. Dengan kesal Rio mengambil sebuah handuk yang tersampir didekatnya dan memakainya. "Udah nih. Gak usah marah lagi nanti muka kamu tambah cantik. Kalo kayak gitu kamu gak bakal bisa keluar kamar hari ini." Tukas Rio dengan senyum lebar. "Ck. Dasar otak mesum. Awas aku mau kebawah bantuin mama siapin sarapan." Usir Ify pada Rio yang masih berdiri tegak didepannya. Tapi bukan Rio namanya jika tidak menjahili Ify. "Gak mau." Tolak Rio sambil merentangkan tangannya tak memberikan Ify kabur. "Ihh childish banget sih kamu kak. aku mau bantuin mama. Awas." Paksa Ify mencoba membuka tangan Rio yang mengurungnya dikamar mandi. "Bodo." "Ih ngeselin banget sih. Awas, aku mau lewat. Kalo kamu masih mau dikamar mandi ya gak papa tapi jangan ganggu aku yang mau bantuin mama." Dengus Ify sebal. "Kalo aku mau dikamar mandi sama kamunya lama gimana?" Tanya Rio menggoda Ify. Lain dengan sang suami, Ify memutar bola matanya sebal. Rasa mualnya hilang begitu saja setelah ada Rio disisinya. Entahlah sejak beberapa hari lalu dia benar benar tak enak badan, cepat lelah dan moddy sekali. "Jangan pura pura gak mau deh yang. Padahal beberapa hari ini kamu yang paling semangat melakukan kegiatan rutin kita. Pake gaya Woman on top segala lagi." Goda Rio pada istrinya yang sekarang memerah wajahnya. "Kakak!" Protes Ify. Sungguh ia malu sekarang, selain moddy dia juga memiliki hasrat yang tinggi melebihi Rio, suaminya. Jadi ya... begitulah. "Loh kok kakak sih sayang, emang bener kan kamu itu nafsuan sekarang? Dulu aja sampe aku bujuk dulu baru mau. Nah kalo sekarangkan kamu sendiri yang minta." Ujar Rio gencar menggoda Ify. Ify yang semakin kesal dan malu digoda Rio memukuli dada suaminya itu. "Aduh. Sayang sakit ini. Aww- Berhenti gak." Ujar Rio disela sela kesakitannya karena dipukul Ify ganas. "Gak aku gak mau." Tolak Ify mentah mentah sembari terus memukuli suaminya itu berang. "Oke kalo kamu mau dapet hukuman." Ancam Rio yang kemudian menggelitiki Ify. "Hahaha... Ahahaha... Stop kak.. haha.. kak.. ampun.. lepas..." Ucap Ify disela tawanya. "Gak, gak akan aku lepas sampe kamu ngaku kalo selama ini kamu yang selalu mulai duluan." Paksa Rio. "ahaha... iya.. iya... kakak.. aku... Arrgghh!!" "Sayang sayang kamu kenapa?!" Tanya Rio khawatir menghentikan aktivitasnya menjahili Ify ketika melihat istrinya itu kesakitan sambil memegang perutnya. "Kak.. hsstt.. perut Ify... sakit.." Lirih Ify sambil memegangi erat perutnya. "Astaga Ify... Kaki kamu... kamu berdarah... Ayo kita kerumah sakit sekarang." Ujar Rio mengangkat tubuh Ify. Tapi... ia belum memakai baju! Rio meletakkan Ify dikasur sebentar dan secepat kilat ia sudah kembali dengan pakaian lengkap yang kemudian menggendong Ify menuju rumah sakit. "Astaga Ify! Rio ada apa dengan Ify?!” Pekik Manda begitu khawatir melihat wajah pucat Ify serta betis Ify yang mengalirkan darah digendongan Rio. "Rio harus bawa Ify kerumah sakit ma." Ujar Rio tergesa gesa, ia berjalan cepat menuju mobil yang sudah disiapkan untuk pergi kekantor sebelumnya oleh pak Udin. "Sayang kamu tahan ya... kita bentar lagi sampai." Ujar Rio yang tengah mengemudi. "Hsssst... kak.. sakit.." "Iya iya ini kita sampai." Dengan cepat Rio membawa Ify masuk kedalam rumah sakit. "Suster... Tolong istri saya.." Teriak Rio ketika ia baru masuk di pelataran rumah sakit. Dengan sigapnya para perawat membawa Ify keruang UGD dengan bangkar yang selalu disiap siaga membawa pasien dalam keadaan darurat. Sudah setengah jam lamanya Rio menunggu Ify di ruang tunggu, bahkan Manda dan Zeth sudah berada dirumah sakit bersamanya sekarang. 'Cklek' "Dok bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Rio pada sang dokter yang baru saja keluar dari ruangan. "Bapak suami pasien? Kalau begitu mari kita bicarakan diruangan saya. Selain itu istri anda akan segera dipindahkan keruang rawat biasa." Rio mengangguk mengiyakan ucapan sang dokter yang ia ketahui namanya Andra Wicaksono ini. "Jadi dok, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Rio to the point saat ia baru saja duduk dikursi yang ada diruangan pak dokter. "Istri anda baik baik saja dan kondisi janinnya juga tidak apa apa." Ujar dokter Andra dengan senyumnya. "A-apa dok? Janin? Maksud anda?" "Iya pak. Janin. Bukankah saat ini istri anda tengah mengandung?" Tanya dokter itu bingung. "Jadi... jadi istri saya hamil dok?" "Loh bapak belum tahu ya jika istri anda tengah hamil sekarang? Bahkan sepertinya sudah berumur 2 minggu." Ujar dokter Andra bingung. "Astagfirullah dok, saya dan istri saya bahkan gak tau kalo ada janin dikandungan istri saya." Ujar Rio tak percaya. "Kalau begitu selamat ya pak. Anda akan segera menjadi seorang ayah." Ucap Dokter Andra sambil menjabat tangan Rio. Rasa hangat dan bahagia membuncah didada Rio, dia akan menjadi seorang ayah dan istrinya akan menjadi seorang ibu. Mereka akan punya anak seperti keinginannya dan istrinya. "Lalu apa pendarahan itu mempengaruhi janin istri saya dok?" Tanya Rio yang kini diliputi rasa khawatir. "Tidak pak. Lebih baik bapak dan istri memeriksakannya kedokter kandungan agar lebih mengetahuinya dengan pasti." "Ah.. iya dok. Kalau begitu terimakasih." Ujar Rio bangkit dari duduknya dan berjabat tangan dengan dokter. Ia tak sabar lagi ingin memberitahukan istri serta kedua orang tuanya akan berita baik ini. Vote and Comment guys!! Babies Haling
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD