29. Keberadaan Nadine

1443 Words

"Lihat tanganmu ...." suara Liam terdengar berat, penuh penekanan. Pria itu meraih pergelangan tangan Nadine dengan hati-hati, menatap goresan sepanjang satu sentimeter yang tampak jelas dan hampir mengenai nadinya. "Kenapa kau selalu memilih cara seperti ini untuk melampiaskan rasa sakitmu?" Nadine hanya diam, bibirnya terkatup rapat tanpa jawaban. Liam menarik napas panjang, menahan emosi. Dia meraih kapas yang sudah dibasahi cairan alkohol, lalu perlahan mengusapkannya pada luka Nadine. Gerakannya lembut, tetapi sorot matanya tetap tajam. "Sepertinya mati lebih menyenangkan," bisik Nadine lirih, nyaris tak terdengar. Liam menghentikan gerakannya sejenak. Tatapannya semakin menusuk, rahangnya mengeras. "Pemikiran bodoh macam apa itu?" tanyanya tegas, suaranya sedikit merendah namun p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD