Penyesalan

1207 Words

Austin tersenyum ketika saat dia merokok dibalkon kamarnya, Grace tiba-tiba memeluknya dari belakang. "Sudah bangun?" Ucap Austin mematikan rokoknya dan berbalik. "Hm, apa aku tidur terlalu lama?" Ucap Grace. "Tidak, jikapun kau tidur terlalu lama juga tidak apa, nikmati harimu." Ucap Austin mencium sekilas bibir Grace yang membuat dia tersenyum. "Jika saja kau tidak membuka bajumu seperti ini, mungkin aku tidak akan tau jika kau Austin, wajah kalian sangat mirip bahkan rambut kalian juga. Aku hanya bisa mengenalimu dengan tato di tubuhmu." Ucap Grace. "Aku memiliki pemikiran untuk membuat tato di pergelanganku agar kau bisa mengenaliku dari sana." Ucap Austin yang di angguki oleh Grace. "Aku juga ingin membuat tato namamu." Ucap Grace. "Di mana?" Ucap Austin terkekeh. "Di sini?" U

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD