Chapter 22

1783 Words

Tuan Stefan bangkit dari duduknya. "Kau akan merasakan apa yang kurasakan, Sean," ujar Tuan Stefan sembari menunjuk Sean. "Mengapa aku harus merasakannya? Aku tidak ingin menjadi sepertimu." Kepalan di sisi tubuh Tuan Stefan menandakan ia menahan emosinya. Aku mengerti jika yang sedang terjadi di sini ialah konflik antara ayah dan anak. "Lalu, kau mencintai seorang maid agar kau tidak jadi sepertiku?" Aku terkejut saat Tuan Stefan menunjukku saat ia berkata maid. Secara tidak langsung, ia telah tahu masalah kami dan kurasa Madamlah yang memberitahunya. Sean yang tadinya kulihat biasa-biasa saja kini balik menatap Tuan Stefan tajam. Sean seolah tidak terima atas apa yang dikatakan ayahnya sendiri. "Apa maksudmu? Aku mencintai siapapun adalah pilihanku sendiri, bukan berarti aku menc

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD