Jovanka cemberut seketika, apalagi ia melihat senyuman tipis di wajah Devon. Seolah, Devon sangat puas karena berhasil menjauhkan Luka darinya. "Sialan," batin Jovanka. Kedua mata Jovanka mengikuti arah perginya Devon dan Luka. Karena lift tidak begitu jauh dari tempatnya, ia bisa melihat mereka masuk lalu tertelan di balik pintu. Jovanka tidak tahu, bahwa Luka diam-diam juga menatap ke arahnya sesaat sebelum pintu lift itu menutup. "Seharusnya aku merasa senang," ujar Jovanka seraya duduk. Ia kembali memainkan game-nya. "Aku bebas hari ini. Tak perlu bekerja keras. Aku tetap mendapatkan gaji. Gaji yang banyak. Yah, aku bahkan tak perlu mengeluarkan keringat!" Jovanka sudah bermain selama beberapa jam hingga ia bosan. Ia sudah berpindah ke ponselnya untuk menonton serial dan memainkan g