Jovanka bernapas lega ketika harinya yang panjang selesai. Ia tak mengerti kenapa rapat tentang hal sepenting itu dibahas di akhir pekan. Sungguh menegangkan mengingat besok adalah hari libur di mana semua orang seharusnya bersantai. Sembari memijat tengkuknya, ia keluar dari lift. "Oh, lelah sekali," gumam Jovanka seraya menatap punggung lebar Luka yang berjalan di depannya. Mereka sedang berjalan menuju parkiran bawah tanah. "Kau tak perlu menjemput dan mengantarku mulai Senin depan. Devon sudah kembali bekerja," tutur Luka ketika ia masuk ke mobilnya. "Ya, saya tahu, Tuan." Jovanka tak tahu harus merasa senang atau tidak. Jika ia hanya menjadi pesuruh Luka lagi minggu depan rasanya tak akan menyenangkan lagi. Ia sangat suka bekerja, meskipun itu melelahkan. Mobil Luka meluncur beba