BAB 6 HADIAH DRAVIS

795 Words
Alice mengendari mobil Bugatti La Voiture Noise miliknya sendiri. Meskipun,tanpa membawa supir tapi mobil Alice di kawal oleh 4 mobil yang berisikan bodyguard yang ia pekerjakan untuk mengawalnya selama dirinya berada di gedung. Alice memarkirkan mobilnya di sebuah hotel bintang 5 kakinya melangkah bersama para bodyguard yang melindunginya.bahkan di dalam lift sekalipun mereka kan tetap bersama Alice.jika boleh jujur Alice benci hal terkesan berlebihan seperti ini,sebenarnya ia tak ingin datang dengan keadaan yang terlihat sangat mencolok tapi jika Alice tetap pergi datang seperti biasanya. ia tak bisa mamastikan bahwa bahaya tak ada yang mengintainya. Alice menghembuskan nafasnya dan secepat itu juga ekspresi wajahnya berubah sangat dingin dan matanya memancarkan amarah yang seakan akan akan meledak dalam hitungan detik.pintu megah yang berada di hadapannya terbuka untuknya.Alice dapat melihat semua padangan mata manusia yang berada di sana terkejut menatap,lebih tepatnya melihat kedatanganya yang masuk seolah olah tak terjadi apapun padanya. seseorang yang paling terkejut tentunya Dravis.Alice melemparkan senyum termanisnya untuk pria tua bangka yang akan menangis sebentar lagi dan melewatinya untuk mencapai sebuah kursi yang seperti sengaja di letakan di pojok ruangan seakan akan mereka semua melupakan keberadaan Alice. Alice terlihat santai dan menyeret kursi yang ada di tangan kanannya dan memindahkannya tepat di samping lawannya Travis. Senyum smirk Alice tak pernah luntur menghiasi wajahnya. "Apa aku terlihat seperti hantu di mata kalian!!" Alice memukul meja dengan kuat hingga semua mata yang sedari tadi tak lepas memperhatikannya mulai terlihat gugup dan ketakutan. "Apa pemilihan pemimpin sudah selesai? Atau kalian sengaja berpihak pada seseorang yang nyaris mencium ajalnya."Alice tak segan segan mengeluarkan kata kata pedasnya sembari melirik wajah Travis yang terlihat menahan amarah. Siapa yang tak mengenal Alice wanita yang keras kepala,memiliki mulut yang terkenal mematikan.dan tak ada juga yang bisa berkata bohong bahwa Alice adalah pemimpin yang sangat keren mekipun,ia seorang wanita muda. "Kami khawatir kepadamu Alice kami semua berpikir untuk mencari cara agar dapat menemukan keberadaanmu."salah satu manusia munafik di sana mencoba menggali lubang untuk dirinya sendiri. "Apa kalian pikir aku bodoh." Alice hanya tertawa di dalam hatinya melihat betapa penjilatnya manusia-manusia hina di depannya ini. "Ah aku sangat tersentuh mendengar perkataan robert."Alice kembali melemparkan senyum manisnya tapi segera berubah menjadi wajah yang dingin. Alice mulai berfokus kepada hal yang akan ia sampai ketika dirinya menjadi pemimpin semua mata yang berada di sana terlihat kagum dengan penjelasan Alice berikan. Sampai akhirnya Alice kembali duduk disisi Travis yang hanya diam sedari tadi.bahkan Alice tak melihat tangan pria tua bangka itu terangkat untuk sekedar memberi tepukan untuknya. "Hai tuan Travis yang terhormat.apa anda sedang sakit? Kau tak boleh mati disini sebelum menerima hadiah kekalahan dan hadiah spesial dariku."Alice menjauhkan wajahnya setelah berbisik di salah satu telinga Travis karena pria tua itu perlu di perlakukan dengan lembut karena rentan akan kematian. Alice mengusap permukaan jam yang terpasang pada lengan kirinya.jam rantai yang dirinya pakai saat ini bukanlah jam biasa,dengan hanya menyentuhnya sinyal akan terkirim pada bawahannya yang berada di ruangan penyekapan bersama putri tersayang Travis. Alice melirik saat handphone Travis bergetar pria itu segera melihat kearah ponsel secara sembunyi.Alice hanya tertawa saat wajah pria itu ketakutan bagaimana tidak putrinya saat ini sedang berada di ruangan yang dikelilingi api. "Alice hentikan."suara Travis bergetar pria itu sangat ketakutan tapi Alice berpura-pura memekakkan diri seolah- olah tidak mendengar apapun. "Ahh baiklah cukup sampai disini saja perbincangan hari ini..aku rasa aku perlu untuk tidur dengan nyenyak."Alice merapikan barang miliknya dan mengambil kaca mata hitam memakainya dengan percaya diri melangkah pergi meninggalkan ruangan yang terasa pengap baginya. "Kau pikir bisa menyentuhku Travis? Hahaha selamat menikmati hadiahku."Alice hanya melirik dan melambaikan tangan kerah Travis dan memberikan senyum smirknya sebagai tanda bela sungkawa untuknya bahwa putri tercintanya harus menerima pembalasan yang di perbuat oleh ayah sendiri. Alice langsung berjalan masuk kedalam lift ia sempat melihat Travis yang mengejarnya tapi segera di cegat oleh bodyguardnya.hingga Alice berhasil turun kebawa dengan aman langkah kaki Alice melangkah dengan percaya diri. Bahwa tak ada yang bisa menjatuhkannya dengan tangan kotor seperti yang Travis lakukan padanya.Alice segera masuk kedalam mobil miliknya dan menekan pedal gas dalam kecepatan tinggi ia membawanya tanpa merasa takut. Sedangkan disisi lain Lukas yang terus saja melihat pergerakan Alice dari hotel sampai wanita itu telah pergi meninggalkan hotel.semakin membuat Lukas menggila bagaimana pesona Alice berkali kali lipat lebih cantik dan berbahaya. Karena Lukas yakin Alice yang membuat Travis pria tua bangka itu menangis berlutut dan terlihat gusar.Lukas tak mau berpikir pusing lagi memikirkan apa yang terjadi dengan pria tua itu,saat ini antara Travis dan dirinya tak lagi memiliki hubungan.Lukas juga mengembalikan separuh uang yang pria itu berikan padanya.tadi pagi alasan ia tak mengembalikan sepenuhnya karena,awalnya Lukas berhasil menangkap Alice hanya saja wanita itu kabur. "Alice aku tunggu kau kembali ke rumahku."Lukas tersenyum smirk menarik topi hitam menutup separuh wajahnya agar tak ada satu orangpun yang mengenalinya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD