BAB 5 PEMBALASAN 1

1095 Words
Alice berhasil menemukan jalan keluar.saat ini dirinya sudah berhasil keluar dari rumah Lukas yang ternyata cukup besar,Alice sampat salah berpikir bahwa rumah Lukas hanyalah rumah yang sangat kecil karena Alice sempat mendengar bahwa pria itu mengatakan bahwa di dalam rumah ini hanya memiliki satu kamar dan bodohnya Alice percaya begitu saja.tapi,ternyata Lukas hanya membohongi Alice untuk saat ini Alice tak akan lagi memikirkan semua hal yang berhubungan dengan Lukas,yang terpenting saat ini dirinya harus secepat mungkin kembali kerumahnya dan memperketat penjagaan terhadapnya ia tak akan membiarkan siapapun lagi menyentuhnya. taksi berhenti di pekarangan rumah mewah nan megah milik Alice.Alice turun setelah meminta supir taksi menunggu karena ia tak memegang uang sama sesekali. ‘’nona...’’penjaga rumah Alice langsung menunduk saat melihat kedatangan Alice. ‘’tolong kau selesaikan.’’penjaga rumah Alice langsung paham tangan Alice menunjuk kearah taksi. Alice dapat menghembuskan nafasnya dengan lega saat dirinya telah berhasil masuk melewati gerbang rumahnya.setidaknya,Alice sudah sedikit merasa lebih aman.semua pelayan terkejut menyambut kedatangan Alice,membuat Alice tau bahwa mereka telah mendengar kehilangan Alice beberapa hari ini. ‘’ya tuhan anda telah kembali nona.’’kepala pelayan yang telah bekerja bersama Alice hampir belasan tahun,terlihat sangat bahagia sampai memeluk tubuh Alice dengan erat dorce bagaikan orang tua pengganti bagi Alice. ‘’aku baik baik saja dorce tak perlu menangis..aku sudah kembali.’’Alice membalas pelukan Dorce tak kalah erat hanya Dorce yang tau sisi lemah Alice.hanya Dorce yang mengetahui topeng asli seorang Alice selama ini. ‘’apa ada lapar nona?apa nona membutuhkan sesuatu.’’ Dorce menyentuh pergelangan tangan Alice,bagi Dorce Alice sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Bahkan,hal itu telah terjadi sangat lama ketika Dorce kehilangan putrinya 10 tahun yang lalu ia datang dan bekerja melihat Alice bagaikan mengobati luka Dorce. ‘’tidak Dorce aku hanya butuh istirahat saat ini.’’Alice mengusap bahu Dorce sebelum akhirnya ia berjalan meninggalkan Dorce,menaiki tangga yang akan membawanya menuju kamarnya.ia butuh menjernihkan otaknya sebelum mempersiapkan dirinya untuk keesokan hari karena Alice tak sabar menunggu pembalasan yang akan ia lakukan kepada Travis. Alice untuk membersihkan tubuhnya dengan meloloskan kaos milik Lukas yang masih melekat pada tubuhnya.Alice menjatuhkan benda dari sakunya dan Alice baru tersadar bawa itu adalah handgun milik Lukas.tangan Alice mengambil dan menyentuh handgun dan melihat tipe handgun milik Lukas yang ternyata bukanlah sembarangan Desert Eangle,Alice tau betul jenis handgun yang sangat sulit untuk di temukan dan hanya kemungkinan kecil untuk mendapatkan senjata yang di produksi negara israel itu. "pembunuh terbaik."Alice dapat menebak bahwa Lukas adalah kelas kakap. ‘’baiklah aku anggap ini sebagai hadiah untukmu padaku...aku tak mungkin mengembalikannya padamu tak ada lagi pertemuan yang terjadi diantara kita.’’Alice berbicara sembari berjalan menuju nakas di samping rajang besar miliknya meletakan handgun milik Lukas tepat di samping hangun pribadi miliknya. Setelah selesai melakukan ritual mandinya Alice melihat kearah cermin yang berada di depannya,tangan Alice tanpa sengaja menyentuh permukaan bibirnya dan wajah Lukas yang sempat mencium bibirnya,kembali terlintas dalam pikiran Alice. Alice segera mungkin menampar pipi kirinya untuk menjernihkan kembali pikirannya,dan menghapus bayangan Lukas yang terus mengganggunya. ‘’ingat Alice kau tak boleh kembali percaya hatimu pada pria di luar sana karena mereka semuanya b******n!!!.’’Alice berbicara pada bayangannya sendiri bagaiman ia tak berpikir sedemikian karena keluarga yang terlihat harmonis baginya hanya rekayasa Alice telah buktinya ayah yang selama ia anggap sebagai malaikat pelindung ternyata memiliki anak hasil dari perselingkuhanya.dan yang tak habis pikir bagi Alice ibunya dengan bodohnya tetap menerima hal itu hingga pada akhirnya,karena musuh ayahnya jugalah yang menghilangkan nyawa mereka berdua sungguh sebuah cinta yang buta bukan?. Alice berjalan menuju ranjangnya dan mulai mengistirahatkan tubuhnya keesokan hari yang harus ia lakukan meminta salah satu anak bawahannya untuk membelikannya handphone baru.Alice tak ingat diaman ia membuang handphonenya bisa saja handphonenya berada di tangan Lukas.entahlah Alice tak mau mengambil pusing dengan menduga duga akan hal itu. *** Lukas melihat tangannya yang kembali berdarah di sela buku buku jemari tangan kananya.ia sedang menahan amarah karena kecerobohan dirinya Alice berhasil lolos dari rumahnya dan semua itu terjadi karena kebodohanya.padahal Lukas keluar hanya sebentar untuk menerima panggilan telepon dari pria tua bangka yang terus saja memintanya,untuk membunuh Alice secepat mungkin.dan hal itu juga yang membuat Lukas marah dengan ingin sekali mengembalikan uang pria itu,atau memilih untuk memalsukan kematian Alice. Tapi setelah dirinya selesai menerima telepon Lukas kembali menemui Alice, tapi pintu kamar Alice telah terbuka dan wanita itu telah keluar dengan membawa handgun miliknya.kemarahan Lukas tak dapat di tahan lagi saat Alice telah benar-benar berhasil lolos keluar dari rumahnya dengan kemarahan Lukas memukul pilar yang berada di rumahnya. Lagi lagi dirinya salah berpikir bahwa Alice adalah wanita yang mudah di taklukan karena terlihat lemah.tapi,setelah melihatnya Lukas berpikir bahwa Alice ternyata bukan tikus yang mudah di kalahkan dan bisa- bisanya Lukas lengang hanya balasan ciuman Alice yang memabukkan. "Alice apa kau pikir bisa pergi dariku? hmm aku biarkan kau sementara bernafas tenang sebelum aku menjemputmu."Lukas mencengkram tangannya dengan erat kali ini ia ingin sekali menculik Alice bukan karena permintaan orang lain tapi karena Lukas ingin memiliki Alice sepenuhnya. Tangan Lukas kembali menyentuh gelas kaca dan meneguk perlahan cairan berwarna keemasan itu.membayang tubuh Alice berada di hadapannya sudah membuat Lukas nyaris tak berpikir jernih baru kali ini dirinya merasakan terbutakan oleh seorang wanita dan itu sangat menganggu pikiran. *** Keesokan harinya Alice telah mempersiapkan dirinya dengan setelan jas berwarna hitam pekat.rambutnya ia ikat dengan rapi tak perlu dengan make up tebal sudah bisa membuat Alice terlihat cantik hanya dengan polesan lipstick yang sengaja ia tebakan. Alice menatap pantulan dirinya yang terlihat jauh berbeda jika saat ia kalian melihat dirinya yang kejam.maka itu adalah sisi penguasa seorang Alice Gabriella. "Travis nyawa tetap harus di bayar nyawa..dan tentu saja hari ini satu nyawamu akan hilang." Alice tertawa karena ia telah mempersiapkan seseorang yang akan membuat Travis menangis darah dan menyesal akan perbuatanya. Alice melihat handphonenya kembali berbunyi. "Kalian sudah mendapatkannya?." Alice berbicara dengan seseorang yang berada di ujung sana. "Sudah nona sesuai dengan keinginan nona kami berhasil menyekap putri Travis." Alice tersenyum smirk ini adalah hal yang ia nanti-nantikan karena Alice sudah tak sabar untuk menyaksikan kehancuran Travis. "Tetap perketat keamanan..tunggu sampai aku kembali memberi perintah pada kalian."Alice menutup sambungan telepon. Ia mengambil sepasang sarung tangan berbahan beludru dan memakainya.karena Alice tau semua orang yang berada di sana adalah orang yang licik dan Alice juga termasuk orang yang licik dia paham betul dari berbagai macam jalan bisa saja membahayakannya. Alice keluar dari kamarnya menuruni tangga dengan perlahan.matanya melihat banyak bodyguard yang telah siap berbaris rapi,kali ini ia akan semakin memperketat penjagaan terhadap dirinya karena ketika kau hampir mencapai sebuah puncak tertinggi.maka,semakin banyak pula orang yang akan merasa iri dan dengki terhadapmu bahkan tak segan segan mereka melakukan cara untuk melupakanmu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD