BAB 4 BEBAS

1513 Words
Alice masih terus memutar otak agar ia bisa lari dari ruangan yang memuakan ini.Alice tak bisa terus saja berdiam sedangkan,kampanye pemilihan ketua Asosiasi sebentar lagi akan di mulai.bagaimana Alice bisa mengalah begitu saja hanya karena dirinya tak bisa lolos dari tempat ini.tanganya mencoba membuka jendela yang terkunci mengunakan kawat kecil yang telah di lengkungan. Alice sudah sangat muak 3 hari berada di dalam ruangan kecil ini.tapi,saat ia ingin memulai aksinya Alice mendengar pintu berbunyi.seperti ada yang akan masuk membuat Alice langsung berlari menuju rajang dan membaringkan tubuhnya. Alice yang pura pura tertidur membuka mata perlahan saat mendengar Pintu kamar kembali terbuka.dan wajah pria itu kembali muncul,merusak mood Alice yang langsung memasang tatapan dingin tanpa sedikitpun ulasan senyum pada bibirnya. ’’apa tidurmu nyenyak nona?.’’ Lukas berjalan mendekati tubuh Alice yang saat ini telah berubah menjadi posisi duduk. Mata Alice terus memperhatikan gerak gerik Lukas yang meletakan dompet,kunci mobil dan juga handgun di atas meja nakas yang berada di samping Alice.mata Alice semakin terbuka lebar saat melihat Lukas pria itu melepaskan kemeja dari tubuhnya. ‘’apa dirumah ini hanya memiliki satu kamar?.’’ Alice mencoba untuk bersikap biasa saja meskipun ia gugup melihat tubuh Lukas yang terpahat begitu gagah di hadapannya. ‘’bisa dikatakan seperti itu.’’Lukas hanya melirik kearah Alice sekilas sebelum ia kembali melepaskan gasper dan juga meloloskan celana jinsnya dan hanya menyisakan celana bokser. ‘’jangan katakan jika kau juga akan tidur disini.’’ Alice tak perlu mendengar jawaban Lukas karena pria itu telah naik di atas rajang yang kosong tepat disisinya,membuat valery reflex memundurkan tubuhnya hingga tanpa ia sadari bahwa dirinya telah berada di ujung rajang dan membuatnya hampir saja terjatuh tapi, untung saja tangannya di tarik oleh Lukas.jika bukan Lukas yang menarik tangannya, Alice yakin dirinya akan terjatuh dengan posisi kepala yang lebih dahulu mendarat. Dan lebih membuat semuanya tambah salah paham Alice malah jatuh kedalam pelukan Lukas ia sadar akan hal itu tapi,Alice malah diam dan bukanya langsung melepaskan pelukannya. ‘’apa kau sudah selesai memelukku? aku yakin kau sadar dengan apa yang kau lakukan sekarang.’’ Alice segera melepaskan pelukannya saat mendengar sindiran Lukas. Alice melihat Lukas yang langsung membaringkan tubuhnya tepat disisi Alice tapi,dengan posisi membelakangi Alice.Alice hanya terdiam ia tak tau harus melakukan apa lagi karena jujur saja pikiranya saat ini bukan berada disini melainkan pekerjaan yang maish banyak harus ia selesaikan.tapi nasip sialnya dirinya harus terkurung bersama pria dingin seperti Lukas. ‘’tidurlah...kau hanya akan menggangguku jika terus seperti itu.’’Lukas memutar tubuhnya dan kembali melupakan tatapan tajam untuknya. ‘’siapa yang memerintahkanmu untuk membunuhku?berapa bayaran yang mereka berikan padamu jawab pertanyaanku kali ini aku mohon padamu.’’Alice menautkan kedua tangannya seperti memohon kepada Lukas Alice tak pernah serendah ini lebih tepatnya ia tak mendapatkanya.tapi untuk pertama kalinya,Lukas berhasil membuat Alice memohon dan mengemis kepadanya. Lukas yang baru saja ingin menutup matanya kembali membuka dan melihat ke arah wajah Alice yang terlihat memelas memintanya untuk mengatakan siapa yang memintanya membunuh Alice.sejujurnya Lukas tak berniat sama sekali untuk melenyapkan nyawa Alice apalagi,Alice memiliki paras yang cantik sangat disayangkan jika wanita itu mati secara percuma. ‘’untuk apa kau ingin tau!!kau hanya perlu mempersiapkan dirimu.’’Lukas sedikit meninggikan suaranya dan terdengar seperti sebuah bentakan tapi,hal itu tak membuat Alice merasa takut sedikitpun. ‘’mati hari inipun aku tak akan mempermasalahkannya!tapi,aku tak akan bisa mati begitu saja tanpa mengetahui penyebab kenapa aku dibunuh bukan?.’’Alice menarik nafas sebanyak mungkin mencoba untuk tetap tenang dan tidak mengambil segala keputusan dengan emosi. ‘’ini bukan pertama kali kematian itu datang padaku...tapi,tak pernah sekalipun aku merasa ketakutan jika kau berpikir aku akan berteriak atau menangis maka seharusnya aku tak memiliki nama Alice.’’ Alice tersenyum dan sedikit tertawa karena,baru saja ia menceritakan sepenggal kehidupannya yang selama ini ia jalani pada seseorang yang kan melenyapkan nyawanya.tanpa Alice sadari Lukas seketika merasa semakin tertarik dengan kepribadian Alice yang terlihat sengat berani dan jika boleh dikatakan dengan jujur Alice memiliki pesona yang tak pernah Lukas lihat dari kebanyak wanita di luar sana.dan tentu saja Lukas semakin tertarik dengan kepribadian Alice secara tak langsung. ‘’sadarlah Lukas sejak kapan kau mulai dibutakan oleh wanita bodoh!!’’batin Lukas langsung saja berteriak untuk menyadarkan Lukas yang terus menatap Alice tanpa berkedip. Lukas tak tak tau dengan apa yang terjadi pada dirinya tangannya langsung menarik tangan Alice hingga wanita itu kembali jatuh kedalam pelukanya.kali ini tatapannya kembali bertemu dengan retina mata berwarna coklat muda itu,tangan Lukas menyentuh rambut Alice dan merapikan anak rambut yang jatuh menutupi permukaan wajah Alice. ‘’kau begitu cantik Alice.’’bibir dan hati Lukas kali ini mengkhianati pikirannya sehingga,sebuah kejujuran itu terlepas begitu saja dari bibirnya. Alice terdiam membeku ia tak tau harus bersikap bagaimana karena untuk pertama kalinya ia berada dalam sebuah pelukan pria lain selain ayahnya dan yang Alice rasakan adalah sebuah ketenangan dan bukanya merasa ketakutan. ‘’tapi aku akan mati sebentar lagi...dan tentunya kaulah yang melakukanya untukku.’’Alice berbicara dengan nada yang sangat pelan nyaris seperti sebuah bisikan yang hanya dapat di dengar olehnya dan Lukas. ‘’bagaimana jika aku tak jadi membunuhmu?apa yang akan kau lakukan untukku?.’’ ‘’apa kau sedang membuat penawaran untukku?jika kau menginginkan uang tentu saja itu perkara yang sangat mudah bagiku...bahkan aku bisa memberimu dua kali lipat dari yang kau terima.’’Alice tersenyum dalam hati ia yakin kali ini Lukas akan jatuh dalam perangkapnya dan akan lebih mudah bagi Alice untuk lepas dari sini jika hanya menyangkut masalah uang. ‘’aku tak membutuhkan uangmu tapi..aku menginginkanmu.’’Lukas menarik tengkuk Alice dan langsung mencium bibir ranum milik Alice mengecap setiap inci bibir yang begitu membuat Lukas merasa candu untuk terus mencium bibir Alice. Hingga akhirnya Lukas melepaskan ciuman itu karena dirinya hampir kehabisan nafas karena balasan ciuman Alice yang terlihat sangat brutal,dan bisa Lukas tebak Alice pencium yang handal karena,tak bisa di bohongi Alice memiliki paras yang cantik dan tidak mungkin,wanita itu tak pernah menjalin hubungan dengan pria lain.Lukas benci dengan pikirannya saat ini yang tiba tiba saja merasa cemburu pada pria yang bisa mendapatkan hati Alice. ‘’apa yang kau menginginkan dariku kalau bukan uang?hatiku,nyawaku?atau hanya tubuhku yang kau inginkan.’’Alice melepaskan pelukan Lukas dan berbaring disisi Lukas tanpa merasa gugup sedikitpun entah apa yang terjadi pada dirinya yang bukanya marah karena perlakuan b******n Lukas yang tanpa permisi.tapi,dirinya malah membalas ciuman Lukas dengan tak kalah brutalnya. ‘’kau salah jika jatuh hati padaku sekarang.."Alice berkata dalam hati memandang langit langit kamar.Alice hanya menebak bahwa Lukas mulai tertarik dengan dirinya "Ah aku tau kau sudah memiliki kekasih."Lukas seketika tak lagi merasa mengantuk tapi dirinya malah larut dalam alur perasaan yang terkesan tak jelas. Alice tertawa menertawakan keadaanya saat ini saat orang lain berpikir bahwa selama ini ia terlihat dingin karena menjaga hati seseorang yang ia cintai.padahal tanpa orang tau betapa menyedihkannya kisah cinta Alice karena dirinya terlalu sibuk kisah cintanya kandas karena orang ketiga. "Kau benar aku telah memiliki kekasih." Alice memutar tubuhnya dan malah menghadap wajah Lukas yang sengaja tak mau melihat kearah Alice. Lukas tak menjawab ucapan Alice tapi pria itu langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Alice.Alice tak mengambil pusing memikirkan kenapa Lukas pergi seperti itu.Alice hanya sedang mencoba mengenali dirinya kembali apa yang terjadi antaranya dengan Lukas ia yakini hanya sebagai pelampiasan karena Alice masih belum pernah bisa melupakan perselingkuhan yang terjadi sangat nyata di depan matanya. ia sangat yakin bahwa ciuman itu atas dasar saling sadar jadi tak ada yang perlu dirinya sesali. "Sialan!!."Alice mengambil bantal yang menjadi tempat Lukas sebelumnya dan melemparnya. Seharusnya Alice sadar tak ada satupun perasaan yang bisa kembali menghancurkanya.ia harus mendapatkan kedudukan itu bagaimanapun caranya dirinya harus membuktikan bahwa Alice bukan wanita yang mudah untuk di jatuhkan.dirinya tak akan mudah untuk bunuh.seperti,orang kedua tuanya yang di bantai begitu kejam hingga polisi mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan padahal hal itu jelas saja pembunuhan. Tapi mata Alice menangkap sebuah benda yang di tinggalkan oleh Lukas.ia tersenyum karena ternyata Lukas juga ceroboh,bagaimana bisa pria itu meninggalkan handgun dengan sebuah kunci yang berada di atas nakas. "Ternyata kau bodoh Lukas... Hahaha selamat tinggal jika bertemu aku akan membayarmu dengan uang yang lebih berkali lipat dari yang kau terima dari pria tua bangka Travis." Alice sudah tau betul siapa dalang yang berani untuk melakukan hal ini padanya.dan sebentar lagi Alice bersumpah akan membuat pria tua bangka itu merasakan kematian yang sesungguhnya. "Travis apa kau lupa siapa lawanmu kali ini... Aku tak sabar untuk menemuimu."Alice langsung memasukan handgun milik Lukas kedalam sakunya ia bergerak secepat mungkin,membuka pintu yang ternyata tak di kunci. Hal itu semakin membuat langkah Alice kian mudah ia hanya perlu melarikan diri dari rumah yang mengurungnya hampir 3 hari ini. *** "Hahaha sangat mudah menyingkirkan wanita lemah sepertimu Alice."Travis tertawa dengan sangat kencang karena,berhasil menyingkir satu kandidat yang ikut bersaing dengannya. "Kau begitu bodoh hingga tak sadar bahwa kematian sudah di depan mata."Travis kembali tertawa dengan bangga saat mendapat pesan dari pembunuh bayaran yang memberitahu keadaan Alice saat ini. Berarti Travis hanya perlu menyingkirkan satu kandidat lagi tapi,kali ini pria itu tak perlu bersusah payah untuk menyewa pembunuh bayaran seperti Alice. Frank hanya pria yang lemah bagi Travis bahkan Frank seperti tak berniat sama sekali untuk bersaing untuk memperebutkan posisi ini.jadi dapat di tebak bahwa Travis lah yang akan mendapatkan singgasana itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD