Lamaran Dadakan

1048 Words

Hampir satu jam Ziva mondar-mandir di kamar, bingung memikirkan cara terbaik untuk dapat menolak pernikahannya dengan Ammar. Dia baru saja selesai mandi dan hanya mengenakan kimono dan handuk yang melilit kepala untuk mengeringkan rambut yang baru saja keramas. Ketukan pintu dari luar membuat Ziva terperanjat. Saking asik berjibaku dengan pemikiran hebat mengenai kata-kata halus yang pantas untuk dibicarakan dengan Ammar, Ziva sampai terlonjak kaget saat mendengar ketukan pintu. “Siapa?” Tanya Ziva dengan suara bergetar. “Ini aku, Firman. Aku diutus untuk mengambil catatan alamat rumahmu,” jawab seseorang dari luar. “Owalah, Tuhan. Kenapa jadi ribet begini?” Ziva menepuk jidatnya sendiri. Buru-buru ia memakai kaca mata tebal, serta tahi lalat yang hampir kelupaan untuk dipasang di pipi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD