Prolog

343 Words
"LO harus inget, gue terpaksa mau nikah sama lo." Rein mengernyitkan dahi. Yang ia dengar dari keluarga perempuan itu, Irin hanya mau menikah atau dijodohkan jika laki-laki yang menjadi pasangannya adalah Reinhart Putra Gunawan. Dirinya, teman masa kecil yang kini menjadi bajingan. "Nggak akan ada sex di antara kita. Lo bisa jajan di luar kalau emang terdesak pengin, karena gue nggak mau ngasih itu ke lo. Dan kalau lo berani jajan, lo nggak boleh marah kalau gue melakukan hal serupa." Rein mencoba menahan suaranya, tangannya sudah terkepal di kedua sisi tubuhnya. Bibirnya tersenyum tipis dan tatapan menantang ia berikan pada perempuan yang tadi pagi resmi menjadi istri sahnya. "Pernikahan ini hanya akan berlangsung dua bulan, kalau dua bulan kemudian gue nggak bisa suka sama lo, kita cerai." Rein mendesis. "Udah?" Irin ganti mengernyitkan dahi. Apakah Rein juga mau mengajukan syarat untuknya? Ia pun mengangguk, membiarkan teman masa kecilnya itu bersuara. "Satu, gue nggak ngerasa, lo ataupun gue terpaksa dengan pernikahan ini." Rein menatap Irin tajam. "Lo yang tanpa sadar bikin pernikahan ini terjadi, karena gue nggak ada niatan buat nikah sama sekali." Irin tahu kesalahannya. Waktu itu, dia hanya asal bicara, karena ia pikir Rein sudah punya pacar dan siap untuk menikah. Siapa yang tahu, jika laki-laki yang terkenal bajingan itu selama ini jomlo yang hanya suka ke kelab malam untuk mencari wanita jalang demi memuaskan nafsunya saja? "Dua, sex di dalam pernikahan itu wajar. Lo udah nikah sama gue, mau nggak mau, lo tetap harus ngasih hak gue sebagai suami," balasnya tegas. "Rein, itu——" "Kenapa? Lo mau bilang masih perawan dengan kelakuan lo selama ini? Kenapa nggak sekalian aja lo ngasih jatah ke gue, daripada gue harus luntang-lantung nyari jalang dan berpotensi ketahuan orang tua kita dan menyulut huru-hara?" Irin menelan ludah. Dia hanya tidak bisa membayangkan dia dan Rein melakukannya. Apa pria itu tidak akan canggung sama sekali dengan hubungan mereka nanti? "Tiga, kalau lo cuma mau nikah dua bulan, kenapa nggak sekalian lo bilang dari awal." Rein mendelik. "Biar sekalian, kita nggak usah nikah buat selamanya!" ____
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD