Sakit, sakit, sakit! Sakit sekali rasanya. Setelah sekian lama menutup diri sampai akhirnya aku membuka hati, tapi malah dihancur leburkan seperti ini. Panji, kenapa harus Gracia yang menjadi kekasihmu. Kenapa harus saudara tiriku? Hari ini, aku tetap berangkat ke kampus seperti biasa. Aku sengaja berangkat lebih pagi agar bisa mendapatkan kendaraan umum dan tak harus menumpang di mobil pria tak tahu diri itu. Karena sampai ke kampus lebih awal, aku jadi terdampar di perpustakaan seperti ini. Jam kuliah baru akan berlangsung sekitar satu jam lagi, jadi lebih baik aku menghabiskan waktu di sini. Di saat seperti ini aku jadi merindukan kehadiran Rere. Andaikan saja ada Rere. “Enggak sia-sia gue ke tempat ini, ternyata ada gadis cantik di sini,” ucap seorang pria yang suaranya cukup famili