Semenjak Felis memaksa ikut bertemu dengan Pak Rafli, sejak hari itu sikapnya berubah padaku. Dia menjadi lebih dingin, seolah sedang berusaha menjauh dariku. Aku tahu, dia pasti salah mengartikan saat mendengar ucapan Pak Rafli. Seperti biasa, Felis meminta izin ke toilet, tapi yang dia lakukan adalah pulang sendiri ke apartemennya. Sudah kuduga, akhir dari pertemuan kami pasti akan mengakibatkan hal seperti ini. Aku sungguh sudah menduganya sejak awal. Oleh karena itu, saat Felis memaksa ikut, aku berusaha menolak. Namun aku tak bisa menentang apa yang diinginkan wanitaku itu. Saat Pak Rafli membujuk agar aku kembali pada putrinya, Devita, aku sudah bisa melihat ekspresi terkejut Felis. Aku memang pernah menjelaskan bahwa Devita mantanku. Namun kurasa aku belum bilang bahwa Devita adal