Aku tak pernah bosan memberi tanda lingkaran pada kalender. Sampai saat ini, sudah sepuluh yang aku lingkari. Dan itu artinya, sudah sepuluh hari aku tidak bertemu dengan Panji. Hebat, kan? Merindukan Panji? Ah, tidak! Tidak salah lagi maksudku. Tak ada hari tanpa merindukan Panji. Meski tidak semudah itu memaafkannya, tapi tetap saja rasa rindu ini tak mudah ditebak dan dapat mendatangiku kapan saja. Aku tersentak, kalender meja yang sedari tadi kugenggam jatuh ke lantai. Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari menuju kamar mandi. Berlari secepatnya agar segala sesuatu yang hendak aku keluarkan tidak bercecer di lantai. Aku muntah. Banyak sekali. Kepalaku juga pusing. Badanku lemas. Aku kehilangan kesadaran dan tiba-tiba semua gelap hingga tak tahu apa yang terjadi selanjutnya. ***