Merindukan Mama

1116 Words

Raga terdiam selama beberapa saat tak tahu harus menjawab apa. Jika saja yang mengatakannya bukan Shava, mungkin dengan sangat mudah ia akan menjawab, tentu saja. Tapi, melihat ekspresi Shavana yang menatapnya membuatnya tak mampu sekedar mengatakan tidak akan. Rasanya Raga ingin menjadi Raga yang biasanya, Raga yang dingin tak melihat bahwa itu adalah anak kecil sekalipun. Tapi entah kenapa ia tak mampu. Dan lagi-lagi rasa bersalahlah yang ia yakini menjadi alasan kuat. Tangan Raga terangkat mengusap lembut pipi Shavana yang chubby. “Tentu saja tidak.” Akhirnya ia hanya bisa menjawab demikian dimana sorot matanya menjadi lebih teduh dari sebelumnya. Senyum Shavana pun merekah dan ia pun mengatakan, “Rasanya Shava ingin tetap sakit saja.” Raga terkejut tak mengerti mengapa Shavana menga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD