[ Apa kau yakin? ] “Aku … tidak tahu.” [ Kalau ayah dan ibu, semua terserah padamu. Ayah yakin kau sudah memikirkan ini. Tapi ayah harap langkah yang kau pilih ini bukan sekedar karena rasa bersalahmu. ] Raga hanya diam, mungkin yang ayahnya katakan benar. Ia memiliki keinginan membawa Shava pulang karena rasa bersalah dan iba. [ Tapi ayah bangga padamu. Setelah selama ini kau menutup diri kali ini kau membuktikan pada ayah bahwa bagaimanapun kau tetaplah Raga anak ayah yang ayah kenal sebelumnya. Kau selalu bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan. ] Raga lagi-lagi hanya diam dan tertunduk menatap ujung sepatu yang dipakainya. Rasanya tanggung jawab adalah alasan kesekian setelah rasa bersalah dan iba. [ Jadi kapan kalian akan pulang? ] “Aku … tidak tahu, aku sedang mencari peng