Tetap Tenang

1664 Words

"Aku tidak tahu. Aku benar-benar tidak tahu." Rani memegangi kepalanya yang terasa sakit. Saat ini ia tengah berbicara dengan Bian lewat sambungan telepon. Ia mengatakan bahwa rencana mereka gagal. "Tsk. Apa ayahmu tahu rencana kita? Tapi, bagaimana bisa?!" Suara Bian terdengar menggeram kesal seakan ia pun tak mengira hal ini akan terjadi. Padahal ia sudah sangat yakin rencana ini pasti akan berhasil dan memang hanya dengan ini cara yang bisa dilakukan. Rasanya Rani tak sanggup berpikir lagi. Hanya ini harapan satu-satunya, jika gagal maka tak ada cara lain lagi. Karena tidak mungkin ayahnya akan mengakui semuanya di depan polisi. Air mata pun jatuh memikirkan rencana yang telah disusun berakhir sia-sia. Menutup mulut, Rani mencoba meredam suara tangisnya. "Bi, tidak apa-apa. Mungkin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD