Nomor Tak Dikenal

1769 Words

Rani meringkuk di atas tempat tidur dengan air mata yang masih mengalir. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari tapi ia masih terjaga. Pipinya masih terlihat lebam karena tamparan dari sang ayah. Ia tak tahu kenapa ayahnya bisa melakukan hal sekejam itu. Apa yang dialaminya lebih menyakitkan daripada saat ia menjalani hidup hanya bersama Shava. "Shava…." lirihnya memanggil. Rani menyeka air mata saat mendengar suara ketukan pintu dari luar. Ia bangun kemudian melangkah mendekati pintu. Apa itu ayahnya? Jika ia tidak segera membuka pintu, ayahnya pasti akan marah. Namun saat ia membuka pintu, tak ada siapa-siapa di sana, yang ada hanya sepucuk surat di lantai. Rani mengedarkan pandangan dan tak melihat seorang pun, lalu siapa yang meletakkan surat itu? Akhirnya ia mengambil surat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD