Bertahun-tahun lalu, ada seorang pemuda. Pemuda ini tidaklah terlahir dari keluarga yang kaya. Pemuda ini juga terlahir dari keluarga yang sederhana. Tetapi sekalipun begitu, si Pemuda tak pernah merasa gundah gulana apalagi merasa menderita. Si Pemuda menjalani masa kecilnya dengan bahagia. Meskipun si Pemuda tak beruntung dari segi ekonomi, tapi dia sangat bersyukur memiliki keluarga yang pintar mengaji. Bapaknya adalah Imam Masjid yang ada di kampungnya. Sekalipun mereka hidup bersahaja, para tetangga selalu merasa segan dengan keluarga si Pemuda. Sejak kecil, Bapaknya juga sudah mengajari si Pemuda mengaji. Sekalipun saat itu Beliau hanyalah seorang Imam Masjid sederhana, tapi dia pernah merasakan nikmatnya menjadi santri. Karena itulah, di saat rekan-rekan sejawatnya bernama