Melihat laki-laki yang tadi memukul Joyo dan kini mengacungkan pisau ke arahnya, mendekati dirinya, tubuh Bu Wiwit seperti kehilangan tulang belulang, lemas tak berdaya. Dia ingin berlari, dia ingin pergi, dia ingin berteriak, tapi seluruh tubuhnya kaku dan bergetar. Apalagi ketika tatapan mata Bu Wiwit terarah ke ujung pisau kecil yang berkilat terkena cahaya temaram rembulan, dan kini hanya berjarak beberapa cm dari tubuhnya, semua keberanian dan rencana yang dia punya terbang tertiup angin. "Jangan melawan!! Sayang sekali jika wajah cantikmu, aku sayat pakai pisau ini kan?" ancam laki-laki k*****t itu. Wiwit tak tahu harus berbuat apa. Dengan mulut bergetar, dia memohon, "Ambil semua uangku, dan juga uang kekasihku, tapi lepaskan kami. Kami tak sengaja. Kami tak ingin cari masalah,"