Raelle mengulum bibirnya, mata hitamnya menyipit curiga. Ia tengah berjalan menuju ruangannya setelah memastikan bekal Christian telah sampai di ruangan pria itu walau sang pemilik ruangan masih berada di ruang operasi. Ia dan Anya langsung berpisah setelah menghabiskan makan siang mereka, karena wanita itu menerima panggilan darurat dari poli anak. “Sebenarnya situasi macam apa ini?” gumamnya memiringkan kepala bingung, bersedekap dadaa. “Kenapa Dokter Anya dan Lea seperti orang yang baru kenal? Tidak seperti orang yang sudah lama saling berteman layaknya Dokter Anya dan Dokter Chris.” Raelle membuka pintu ruangan yang di dalamnya terisi empat meja kerja serta dua ranjang susun untuk empat orang. Ia beranjak duduk di kursi miliknya. Saat ini ruangan sedang kosong sehingga ia bisa leluas