Malam itu angin berembus kencang, seolah-olah langit turut menangisi apa yang telah terjadi pada Mira. Ia berjalan dengan langkah yang gontai, tubuhnya masih gemetaran dani rasa dingin di luar tak sebanding dengan kehancuran yang ia rasakan di dalam hatinya. Air mata tak berhenti mengalir sejak Connor melakukan hal yang tak termaafkan itu. Ketika Mira akhirnya tiba di depan rumahnya, pintu terbuka dengan cepat. Jasmine, ibunya, bergegas keluar, tetapi ia terhenti ketika melihat keadaan putrinya. Jasmine terdiam sejenak, hatinya seperti diremas-remas melihat keadaan Mira yang begitu kacau, pakaiannya tampak kusut, wajahnya pucat, dan pandangannya yang kosong. “Mira, dari mana saja kau? Apa yang terjadi padamu, Nak?” Jasmine segera merangkul putrinya, tapi Mira tetap diam, seolah-olah jiwa