Part 4 (Masih Sayang)

1344 Words
"Lupakan semua kenangan lo tentang dia, dia udah pergi. Semakin kuat lo melawan fakta, justru malah membuat perasaan lo semakin sakit" *** Diputuskan secara sepihak oleh Valen membuat sikap Keysha berubah. Keysha tak lagi bersemangat seperti biasanya, namun galaknya makin bertambah. Pernah sekali, ada adik kelas tak sengaja menyenggolnya karena terburu-buru, Keysha langsung memarahi adik kelas itu dengan mata melotot. Ya, putus cinta memang memberi efek yang berbeda-beda disetiap individu. Terkadang, Keysha masih memikirkan semua kenangannya bersama Valen. Mulai dari cara Valen menatapnya, Valen mencubit pipinya, dan masih banyak lagi kenangan indahnya. Wajar saja dirinya sangat menyayangi Valen. Dan kini mereka harus putus karena adanya orang ketiga yang tak lain sahabat Keysha sendiri. Miranda. Keysha merasa sakit dan patah hati saat Valen memutuskannya seminggu yang lalu. Dia hanya berusaha tetap tegar dan berani dihadapan Valen yang memutuskannya kemarin. Namun, nyatanya perempuan tetaplah perempuan. Mereka dapat menutupi rasa sakit dan kecewanya dihadapan semua orang, namun jika mereka menyendiri, mereka merasakan sakit yang luar biasa. Mereka hanya bersembunyi dibalik luka. Sebenarnya, yang salah adalah mereka bertiga—Keysha, Valen, dan Miranda. Pertama, Keysha salah menitipkan orang yang tepat saat prom night lalu yang menyebabkan Miranda merampas pacarnya. Kedua, Valen tidak menjaga hati. Bukannya sadar jika sudah memiliki pacar ia malah mendua dan menjalin kasih dengan Miranda. Ya, mau bagaimana lagi, namanya juga cowok liat yang bening dikit langsung lupa. Ketiga, Miranda tak tahu diri. Sudah tahu Valen pacar sahabatnya. Masih saja ditikung. Dasar fake friends! Setelah putus dari Valen, pesan misterius yang gemar sekali menerornya kini sudah tak pernah mengirimkannya pesan lagi. Keysha pun sudah mengetahui dalang dibalik semua itu. Ya, ternyata selama ini Miranda lah yang menerornya. Keysha sebenarnya tidak percaya bahwa itu Miranda, namun kemarin Miranda blak-blakan berkata bahwa dialah sang peneror pesan. Dia bilang, dia tidak suka dengan hubungan Keysha dan Valen jadinya dia mengirimi Keysha pesan berisi perintah untuk menjauhi Valen. Gadis itu sekarang memang sudah memperlihatkan sifat aslinya.  Keysha tak habis pikir dengan Miranda—yang notabene adalah sahabatnya berani menikungnya. Setelah dua tahun Keysha mengenal Miranda yang dia pikir gadis polos sekarang berubah menjadi gadis beringas. Miranda tak lagi-lagi berprilaku ayu layaknya dulu, Miranda sekarang menjadi beringas layaknya buaya yang memakan kancil. Iya, Keysha kancilnya, Miranda buayanya. Kira-kira, Miranda belajar menikung dimana ya? Di Mbah Google? Ruang Guru? Atau dia les private menikung? Ah, sudahlah Keysha tak peduli dia belajar menikung dimana. Keysha meletakkan tasnya dan duduk di tempatnya. Hari yang Keysha lalui sekarang terasa berat tanpa adanya sosok pendukung. Sahabat dan pacar. Suara langkah kaki terdengar memasuki kelas membuat Keysha melihat kearahnya. Dia Valen. Valen menghampiri meja Miranda lalu duduk disampingnya. Tak lupa Valen mengacak rambut Miranda yang merupakan kebiasaan Valen dulu saat bersama Keysha. Keysha melihat semua kelakuan manis Valen pada Miranda. Ia berusaha untuk menyibukkan diri dan tidak memedulikannya. Tapi percuma, Keysha tidak bisa. Sesekali Valen melirik ke meja Keysha yang berada di belakang. Valen memberikan senyum manisnya kepada Keysha.  Deg! *** Sekarang, Keysha sedang berada di kantin. Ditemani dengan pisang crispy rasa cokelat keju dan juga green tea.  "Eh, ada jomblo." sindir Miranda. Jangan lupakan, tangannya yang menggandeng Valen seperti takut kehilangan motor. "Mending jomblo tapi bahagia, daripada pacaran hasil nikung temen sendiri." Miranda terdiam mendengar kalimat menohok Keysha. "Hm, Mir, cari tempat yuk!" ajak Valen kepada Miranda.  Mereka pun mencari tempat untuk makan namun saat ini semua tempat di kantin sedang penuh. Jadinya mereka tidak mendapat tempat, tempat satu-satunya adalah di meja Keysha. Keysha hanya sendirian di meja itu.  Valen dan Miranda pun dengan santainya duduk dihadapan Keysha. "Boleh duduk disini?" tanya Miranda tanpa tahu malu, "kita nggak dapet tempat, rame semua." Keysha hanya diam, seolah tak menyadari keberadaan Valen dan Miranda di depannya. "Mir, mau pesan apa?" kata Valen. "Pisang crispy aja Yang, kayak Keysha." jawab Miranda. Yang, yang, pala lo peang! 3 menit berselang. Valen datang membawa makanan. "Sayang, suapin aku!" rengek Miranda pada Valen yang membuat Keysha menatapnya. Valen pun menyuapi Miranda tepat saat Keysha sedang menyeruput green tea-nya. Keysha tersedak saat melihat Valen menyuapi Miranda pisang crispy. Sama percis, dengan yang Valen lakukan kepada Keysha sewaktu mereka masih pacaran.  Uhukkk! "Kenapa Key?" tanya Valen bersikap biasa seolah tidak terjadi apa-apa.  "Jangan panggil gue 'Key' gue benci itu." ucap Keysha tak suka saat Valen memanggilnya 'Key' sebab itu adalah panggilan sayang Valen untuk Keysha dulu, mendengar Valen memanggilnya 'Key' malah membuat hatinya semakin sakit. "Biasa, iri dia tuh." sinis Miranda. Hati Keysha tidak dapat diajak kompromi lagi. Hatinya panas melihat Valen menyuapi Miranda. Tanpa sepatah kata apapun Keysha langsung pergi meninggalkan kantin. *** Pelajaran, fisika sedang berlangsung. Tetapi Keysha tidak bisa fokus, ia masih kepikiran dengan kejadian di kantin tadi. "Yang di belakang, maju ke depan!" kata Bu Ati menunjuk Keysha. Mampus gue! "Kerjakan soal di papan tulis!" perintah Bu Ati, bukannya mengerjakan Keysha malah diam. Dia sama sekali tidak memahami materi yang diberikan Bu Ati karena memang dia tidak memperhatikan penjelasan Bu Ati tadi. "Kenapa diam?"   "Saya nggak ngerti Bu." jujur Keysha dihadapan Bu Ati yang terkenal kiler itu. Braaak! Bu Ati menggebrak papan tulis dengan penggaris panjangnya. "DARI TADI SAYA NGOCEH BAU, KAMU SAMA SEKALI GAK DENGERIN YA?" Bu Ati menatap Keysha nyalang. "Keluar kamu! Gak usah ikut pelajaran saya!" Bu Ati mengusir Keysha. Dengan pasrah akhirnya Keysha keluar kelas. *** Keysha duduk dibawah pohon belakang sekolah. Sepi, dingin, dan tidak berisik membuat Keysha memilihnya sebagai tempat untuk menyendiri. Hari ini mungkin adalah hari yang sial untuknya, melihat mantan dan sahabatnya sendiri berpacaran, lalu dimarahi guru kiler, lengkap sudah penderitaannya. Sampai ketika ia merasakan seseorang menepuknya dari belakang. Keysha mendongak melihat seorang siswi di depannya. Kayak kenal? Gumamnya. Siswi itu menyodorkan satu tusuk sate pisang crispy berbalut saus cokelat dengan keju diatasnya. "Ambil," ujar siswi itu. "T-tapi," Keysha ragu, ia sangat menyukai pisang crispy itu tapi malu mengambilnya. "Ambil aja." katanya lagi lalu duduk disamping Keysha. Akhirnya Keysha pun mengambilnya lalu memakannya.  Pisang crispy—makanan favoritnya mampu membuat mood-nya naik seketika. "Makasih." ucap Keysha dan dibalas anggukan oleh siswi itu. "Lo masih inget gue?" tanya siswi itu membuat Keysha menatapnya. "Kakak siswi kelas XII yang pernah labrak Miranda waktu itu, bukan?" Keysha mencoba mengingat. "That's true!" kata siswi itu, "eh betewe jangan panggil gue Kakak ya, gue gak mau dikata tua. Panggil gue, Zhelin." Zhelin menjulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan dan disambut oleh tangan dingin Keysha. "Keysha." balas Keysha memperkenalkan namanya. "Kenapa Kak Zhelin ada disini? Gak ikut pelajaran?" tanya Keysha. "Jangan panggil gue 'Kakak' please, panggil gue Zhelin." Keysha mengangguk. "Kelas gue lagi free class, gak ada guru. Gue bosen di kelas, jadinya gue kesini deh, eh ketemu lo." "Pacar lo direbut Miranda pelakor itu ya?" tanya Zhelin to the point.  "Kok tau?"  "Gue liat tadi mereka suap-suapan di kantin. Jijik banget, kek bayi aja!" kata Zhelin memasang wajah tidak suka, "di depan lo lagi, apa gak punya hati tuh orang dua?" Mendengarnya Keysha hanya tersenyum kecut. "Lo lupa dengan perkataan gue yang lalu?" "Hati-hati sama sahabat lo itu! Dia bukannya polos. Tapi dia polos-polos bangs*t!" Ya, Keysha mengingatnya. "Sekarang terbukti kan?" Bukannya menjawab Keysha malah menitikkan air matanya. Dirinya masih terbayang sosok Valen. Zhelin yang melihatnya tak tinggal diam, ia memeluk Keysha layaknya kakak yang siap melindungi adiknya. "Nangis aja, jangan ditahan. Tumpahin semua kekesalan lo lewat air mata." Zhelin mengelus pundak Keysha. "Lupakan semua kenangan lo tentang dia, dia udah pergi. Semakin kuat lo melawan fakta, justru malah membuat perasaan lo semakin sakit." Keysha menangis tak tahan dengan semua yang terjadi. "Lo harus move on, masih banyak diluar sana cowok yang lebih baik dari pacar lo yang b******k itu!" "Anggap semuanya baik-baik aja, jangan tatap matanya dan lupakan. Lo pasti menemukan yang lebih baik dari dia." Sekarang, menjadi Keysha menjadi tenang. Keysha merasa malu mengingat perlakuannya dulu kepada Zhelin.  "Maaf, karena dulu gue—" "Lupakan perdebatan kita dulu, anggap aja gak pernah terjadi." Zhelin tersenyum, "abisin dong pisangnya." kata Zhelin menunjuk pisang ditangan Keysha. "Eh, iya." Keysha sampai lupa dengan pisangnya karena terlalu larut dalam kesedihan. Hari ini, Keysha merasa tenang karena telah berbagi kisah dengan Zhelin. Semua ini berkat Zhelin yang memberinya dukungan dan motivasi untuk move on dan melanjutkan hidup seperti biasanya. *** "Keysha," panggil Kenan saat Keysha baru saja pulang sekolah. "Apa Pa?" Keysha mendekat kearah Kenan. "Beresin semua baju-baju sama barang-barang kamu, besok kita pindah ke Jakarta." "Hah, pindah?" "Iya, Papa ada tugas di Jakarta selama lima bulan, jadinya Papa putuskan untuk pindah rumah dan untuk sekolah kamu tenang aja, Papa udah menemukan SMA untuk kamu. Namanya SMA Twilight.” "SMA Twilight?” "Iya benar. Ya udah kamu beresin barang-barang kamu ya. Papa mau masukin barang-barang Papa ke koper dulu.” “Iya, Pa.” Setelah kepergian Kenan, Keysha mulai membatin.  Mungkin dengan gue pindah sekolah, gue akan dapat melupakan semua kenangan ini. Keysha, you can definitely deal with it.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD