"Berkaryalah layaknya seniman, bukan menikung layaknya b******n!"
***
Keysha tengah menunggu antrean untuk check up. Sembari menunggu giliran, Keysha membaca novelnya yang ia beli kemarin di Gramedia.
Sampai ketika suara suster rumah sakit memanggil namanya. "Keysha Pratiwi."
"Udah dipanggil Sha, ayo." ajak Kenan.
"Iya Pa."
***
"Papa, Keysha gak mau dioperasi!" tolak Keysha.
Sewaktu check up tadi, dokter berkata bahwa Keysha harus segera dioperasi. Keysha terkejut mendengarnya, ia tidak mau dioperasi.
"Keysha, kamu gak denger apa kata dokter tadi? Penyakit kamu ini penyakit jantung bawaan, waktu kecil kamu pernah di operasi, nah sekarang operasi terakhir, kan kamu sudah mau dewasa, ada baiknya operasi itu perlu dilakukan. Emangnya kamu gak mau sembuh?"
"Keysha takut Pa!"
"Ada Papa, kamu gak perlu takut." Kenan menenangkan Keysha.
Atas bujukan sang papa, akhirnya Keysha bersedia untuk operasi.
***
Keysha sekarang berada di kamar VVIP rumah sakit. Operasi Keysha memakan waktu 5 jam lamanya. Keysha harus bermalam sehari di rumah sakit karena kesehatannya belum sepenuhnya pulih. Namun kata dokter, besok ia sudah diperbolehkan pulang.
Dengan tangan yang masih terbalut infus, Keysha mengambil ponselnya di atas nakas, lalu mengetikkan pesan. Hampir satu hari ponselnya Keysha matikan, tidak ia hidupkan. Keysha sudah dapat memastikan, pasti Valen dan Miranda mengirim spam chat padanya.
Namun sayangnya, harapan tak seindah dengan ekspektasi. Nyatanya Valen sama sekali tidak mengirim pesan padanya. Keysha melihat Valen sedang online di w******p, tapi kenapa Valen tidak mengirim pesan padanya? Seperti, "Key, gimana check up-nya?" atau yang lebih sederhana seperti, "Lagi apa?"
Mungkin dia sibuk.
Keysha selalu berpikir positif terhadap Valen, hidup bukan cuma untuk ngebucin saja kan?
Tidak mau negative thinking, Keysha beralih mencari kontak Miranda. Dia melihat Miranda sedang online, namun tidak mengiriminya pesan.
Drttt...
Ponsel Keysha bergetar menandakan pesan masuk.
Semoga dari Valen.
Keysha tersenyum senang. Ia langsung membuka pesan tersebut. Namun, senyumannya perlahan memudar karena ternyata pesan itu bukan dari Valen ataupun Miranda, melainkan dari "Orang Sinting" lagi.
Orang Sinting
Lagi check up ya?
Sejak kapan Orang Sinting mengetahui dirinya sedang check up? Keysha sama sekali tidak membuat SG atau SW yang berkaitan soal check up. Yang tahu perihal ini hanyalah Valen, Miranda, Kenan, dan Tuhan. Selebihnya Keysha tidak memberitahukan kepada siapa-siapa. Aneh.
Keysha Pratiwi
Tau dari spa lo?
Orang Sinting
Gptg!
Semoga check up lo gak berjalan lancar y. Moga cepet mati biar lo pisah sm Valen.
Keysha Pratiwi
Hh, amin.
Tapi gue udh selesai check up gmn dong? Alhamdulillah berjalan lancar, hehe:)
Orang Sinting
Kok gak mati sih?
Keysha Pratiwi
Nanti lah, nunggu lo dulu. Biar gue liat lo di azab "Akibat gemar meneror pesan semasa hidupnya, perut peneror pesan berbunyi 'Aiyaya' seperti telepon mainan saat ingin dimasukkan ke dalam kubur."
Orang Sinting
Berani ya lo!
Liat aja, sampai lo pulang ke Indo, hubungan lo dan Valen bakal kandas!
Read.
Keysha lelah meladeninya. Dia mengantuk lalu tertidur.
***
"Kok nggak diangkat sih? Chat juga nggak dibales." Keysha menggerutu karena Valen tak kunjung membalas pesannya.
Padahal, kekasihnya itu baru OFF sekitar 2 menit yang lalu, dan Keysha sudah mengirimi Valen banyak pesan sekali pesan dari tadi malam.
Dan sekarang, sudah pagi tepatnya pukul delapan. Kenapa tidak dibalas? Dibaca saja tidak. Ada apa dengan Valen?
Positive thinking aja dia sibuk.
***
Sudah seminggu Keysha berada di Singapura. Dan seminggu itu pula Keysha berlibur menjelajahi berbagai wisata di kota yang dikenal dengan julukan Lion City itu.
Hari ini, adalah hari terakhir Keysha di Singapura. Besok dia akan pulang ke Indonesia dan beraktivitas seperti biasa.
Keysha merasa tidak ingin meninggalkan Singapura. Singapura adalah tempat kelahirannya dan tempat terakhirnya bertemu Indy—ibundanya. Kota ini memiliki banyak kenangan yang tak terlupakan bagi Keysha.
"Kenapa, nak?" tanya Kenan bingung melihat Keysha menangis.
"Bunda dimana ya Pa? Keysha kangen."
Satu tahun tidak bertemu Indy, membuat Keysha rindu akan sosok sang bunda. Keysha memang jarang bertemu Indy karena jarak yang memisahkan mereka. Kenan dan Indy sudah berpisah sejak Keysha memasuki kelas X SMA. Dikarenakan Indy sendiri yang meminta pisah, tidak tahu alasannya apa. Indy tiba-tiba mendatangi Kenan dengan membawa surat cerai.
"Bunda udah bahagia sama papa baru, nggak usah Keysha pikirin ya, mending Keysha beli oleh-oleh buat Valen sama Miranda. Kan besok kita mau pulang." Kenan mengelus puncak kepala Keysha. Lalu mengantar Keysha ke pusat perbelanjaan oleh-oleh.
Keysha merasa tenang saat berada di dekat Kenan. Kenan selalu memberinya motivasi dan pencerahan disaat dirinya gelisah.
***
Keysha sedang tertidur pulas di kasurnya. Dia sudah berada di Indonesia sejak pukul 22.00 WIB kemarin.
Perjalanan pulang dari Singapura ke Bandung menggunakan pesawat hanya memerlukan waktu 1 jam 55 menit saja.
Kring... kring...
Keysha terbangun karena suara bising dari jam bekernya.
"Hoooam, berisik banget sih." Keysha mengambil jam beker di atas nakasnya, ia hendak mematikannya namun saat melihat jam, ia malah terkejut. Karena jam sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB.
30 menit lagi bel masuk kelas!
Oh no!
Keysha langsung mandi dan bergegas pergi ke sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu.
***
"Syukurlah." Keysha menghela napasnya lega karena gerbang sekolahnya belum ditutup.
Keysha langsung berlari menuju kelasnya. Dia membawa dua paper bag untuk Valen dan Miranda. Yang tak lain adalah oleh-oleh yang dia beli dari Singapura. Keysha tersenyum membayangkan bagaimana reaksi Valen dan Miranda saat mengetahui isi paper bag itu.
Baru selangkah Keysha menginjakkan kakinya di kelas XI MIPA 6 itu, senyumannya mendadak hilang. Wajahnya tak bersemangat seperti tadi.
Dia melihat Valen dan Miranda sedang asyik berselfie ria. Jangan lupakan, dengan gaya yang romantis layaknya orang pacaran.
Keysha langsung menghampiri meja Valen.
BRAKKK!
Keysha menggebrak meja membuat seluruh pasang mata melihat kearahnya.
"Maksudnya apa ya?" tanya Keysha tak suka.
Valen dan Miranda terkejut mendapati Keysha di depan mereka.
"Gue tanya! Maksudnya apa?!" bentak Keysha. Emosinya tidak dapat terbendung lagi.
"Gue sama Valen selfie, puas?" ucap Miranda lantang seperti tak punya dosa.
Keysha termangu mendengar perkataan Miranda. Cara bicaranya berbeda, tidak seperti yang ia kenal.
"Atas dasar apa lo selfie sama Valen? Pake ngerangkul segala lagi." sinis Keysha.
"Atas dasar pacar."
3 kata dari Miranda mampu membuat Keysha terkejut bukan main. Apa katanya? Atas dasar pacar?
"Nggak usah ngaco lo!"
"Dih, siapa yang ngaco? Lo kali yang ngaco!"
Keysha maju selangkah mendekat kearah Miranda. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Valen menghalangi Keysha. Dia menyembunyikan Miranda dibalik punggungnya.
"Miranda nggak ngaco. Gue sama dia memang pacaran." ungkap Valen.
Paper bag yang Keysha bawa terjatuh.
"Pacaran?"
"Iya, kita pacaran seminggu yang lalu saat lo pergi ke Singapura. Gue rasa, gue nyaman sama dia daripada sama lo."
"Kita kan belum putus? Kenapa lo pacaran sama Miranda?"
"Gue mutusin lo secara sepihak! Masa bodo mau lo terima atau nggak. Dan asal lo tau Key, Miranda lebih cantik daripada lo."
Bagaimana bisa Valen pacarnya berbicara seperti itu kepadanya? Dan Miranda? Sahabat yang sudah dua tahun bersamanya sekarang telah berkhianat dengan menikungnya.
Ini semua karena Keysha terlalu percaya kepada Miranda. Sampai-sampai pacarnya ia titipkan kepada Miranda dan tergoda oleh bujuk rayuannya.
Keysha jadi menyesal sekarang.
Keysha pun teringat dengan siswi yang pernah melabrak Miranda karena telah merebut pacarnya. Siswi itu pernah bilang, "Jangan temenan sama Miranda. Miranda itu polos-polos b*****t!"
Dan sekarang? Terbukti bukan jika omongan siswi itu benar.
Keysha menghela napasnya, dia berusaha tegar walaupun hatinya terasa sakit.
"Buat apa hati diciptakan jika fisik masih menjadi pilihan?"
"Ya terserah gue. This is my life."
"Pantes, lo nggak bales chat gue. Ternyata udah ada yang baru." perkataan Keysha mampu membuat Valen tertohok.
"Thanks ya udah mutusin gue." bukannya menangis, Keysha malah tersenyum ceria, "karena sekarang, cowok b******k kayak lo udah nggak ada lagi dihidup gue."
Setelahnya Keysha beralih menatap Miranda. "Dan untuk lo Miranda, gue cuma mau bilang. Jadi cewek gak usah napsu buat ngerebut pacar orang apalagi pacar sahabat sendiri. Lo tahu karma kan? Karma is Real!"
"Nggak nyangka aja sih, yang dulunya mendukung, sekarang malah menikung!" sindir Keysha, "tapi nggak apa-apa deh, pantes kok tukang selingkuh sama pelakor." Keysha menatap Valen dan Miranda bergantian.
"Maksud lo apa ngomong gitu?" Miranda mencengkram kerah seragam Keysha.
"Nyindir lo? Kenapa nggak suka?" tantang Keysha. Dia melepaskan cengkraman Miranda dengan kasar.
Keysha lupa dengan paper bagnya yang terjatuh. Dia mengambil paper bagnya dan memberikannya kepada Valen dan Miranda.
"Ini untuk tukang selingkuh, dan ini untuk pelakor." ketus Keysha.