Part 2 (Fulltime)

1563 Words
"Jangan terlalu percaya dengan orang terdekat. Karena bisa saja, dialah yang menghianati kita." ••• Semingu telah terlewati. Hari ini Keysha dan Valen sedang berada di Starbucks. Besok Keysha akan berangkat ke Singapura jadinya ia ingin menghabiskan waktu hari ini bersama pacarnya. Keysha sudah membicarakan pada Valen perihal Miranda yang akan menjadi pasangan prom night Valen nanti, awalnya Valen tidak mau namun atas bujukan Keysha akhirnya dia menurutinya. "Key mau pesan apa?" tanya Valen menatap Keysha. Valen memang memberikan panggilan khusus untuk Keysha dengan sebutan "Key" atau "Kekey" katanya biar tambah romantis. "Caramel Java Chip." jawab Keysha. "Yang ukuran short, tall, grande, or venti?" "Short aja. Venti kebesaran." "Oke, venti." Valen langsung menuju tempat pemesanan. "Ngapain besar-besar, kembung perut aku nanti!" seru Keysha namun Valen tak menghiraukannya. Tring... Ponsel Keysha berbunyi memunculkan satu notifikasi. Keysha pun membukanya. Orang Sinting Jauhin Valen. Keysha menghembuskan napasnya kasar. Ternyata 'Orang Sinting' lagi yang mengirim pesan padanya. Tidak bisakah ia diam sebentar menikmati dunia daripada mengurusi hidup orang? Dasar tidak ada kerjaan! Keysha Itu terus kata-kata lo. Gak ada yang lain apa? Semisal, "Langgeng ya sama Valen". Orang Sinting Najis amat. Gak sudi gue, dasar sok cantik! Keysha Aduh dasar jomblo iri aja. Emang gue cantik, kalo gue gak cantik Valen gak mau dong sama gue hehe Orang Sinting JAUHIN VALEN! Keysha tertawa membaca room chat-nya dengan orang tak dikenal itu. Jika yang lain sudah memblok nomor orang tidak dikenal, Keysha malah tidak. Ia malah rajin membalasi satu persatu pesan yang masuk. Baginya itu seperti kesenangan tersendiri.  "Kekey kenapa ketawa-ketawa sendiri?" Valen datang membawa minuman dengan wajah bingung melihat kekasihnya tertawa sendiri. Semoga saja Keysha tidak kemasukan jin Starbucks. Keysha tidak mendengar Valen, ia masih sibuk tertawa membaca pesannya itu. Bahkan sebagian pengunjung kafe memperhatikannya dengan tatapan aneh. "Key?" "Hahaha." "Keysha Pratiwi?" "Hahaha." "Astaghfirullah Kekey!" Valen kebingungan sendiri, lalu tatapannya teralih kepada seorang bapak tua berjanggut yang memakai baju koko panjang sedang mengantri. Lantas, Valen menghampirinya lalu membawa bapak itu ke mejanya. "Pak tolong pak, pacar saya kesurupan ketawa-ketawa sendiri. Do'ain pak!" Valen mengguncangkan tubuh bapak tua itu. "Tapi pesanan saya gimana ini?"  "Udah biarin pak buat orang lain aja biar berkah. Ini Kekey tolong di urus dulu pak!" Valen panik. Bapak tua itu mengangguk lalu mengambil air putih dan membacakan doa. Dia menyipratkannya ke wajah Keysha yang masih tertawa. Keysha yang merasa wajahnya basah pun menoleh ke samping. "Eh bapak ngapain nyiram saya?" Keysha bingung. "Alhamdulillah dia udah sadar. Saya tinggal ya mau ngantri lagi." bapak tua itu pergi. "Siap pak, makasih."  Valen langsung duduk di samping Keysha. Dia memegang bahu Keysha. "Key kamu kenapa tadi? Kesurupan?" "Eh? Haha, ini aku bacain dari awal percakapan aku sama Orang Sinting ini, lucu juga." kata Keysha, "ngomong-ngomong bapak tadi kenapa nyiram aku?" "Ya Allah Keysha!!! Aku kira kamu kenapa ternyata baca chat gak penting, kan udah aku bilang blok aja dasar ya makin sayang aku sama kamu!" Valen mencubit pipi Keysha membuat gadis itu meringis. "Ih, Valen sakit ih!" Keysha melepaskan tangan Valen namun usahanya gagal. "Biarin, kamu sih bikin orang khawatir!" Tatapan Keysha pun teralih pada minuman berukuran besar yang dibawa Valen. "Itu minuman siapa Len?"  "Minuman kamu," Valen menjeda kalimatnya, "dan aku." "Kan aku mintanya yang short? Ini kenapa yang venti?"omel Keysha, "gak lucu kalau aku gak bisa jalan gara-gara kekembungan." "Ngomel terus, nih minum." Valen menusukkan kedua sedotan di minuman itu. Selanjutnya ia menyodorkannya kepada Keysha. Keysha meminumnya, tanpa di duga Valen pun menyeruput sedotan yang berada di dalam satu cup minuman itu. Keysha terkejut ia memundurkan jaraknya, menatap Valen sedekat ini membuat jantungnya bergetar tak karuan. "Oh, jadi kamu mesen yang besar buat kita berdua? Dasar sok manis!" Keysha menaruh kembali cup itu. "Kok gak diminum lagi?"  "Gak napsu." "Kekey ih!" Valen mencubit pipi bakpao Keysha sampai memerah. Tak mau kalah Keysha pun membalasnya, ia mencubit lengan Valen menggunakan kukunya yang tajam membuat Valen minta kesakitan.  Mereka saling menertawakan satu sama lain, seolah-olah dunia hanya milik mereka berdua. Seolah-olah dunia hanya diciptakan untuk mempertemukan mereka saja. Sweet. Cinta memang indah jika kita memahaminya. Cinta memang menyakitkan jika kita berpatok pada ego tanpa memahami perasaannya. *** "Mau kemana lagi Key?" tanya Valen. "Pulang." "Lah, masa cuma nongkrong doang? Nggak asyik." "Terus kemana?" "Timezone yuk!" Valen langsung menarik tangan Keysha. Sesampainya di Timezone. Permainan pertama yang Keysha dan Valen coba adalah mesin pencapit boneka. "Key mau yang mana bonekanya?" Valen menaikkan alisnya. "Ih sok bisa kamu!"  "Apa sih yang gak bisa untuk Key mah. Yang beruang pink aja ya." Valen mulai menggerakkan mesin pencapit itu. Ia tampak teliti mengatur posisi agar mendapatkan boneka beruang pink itu. Dan... Dapat! "Nih Key apa aku bilang?" "Eh, beneran dapet." Keysha memeluk boneka beruang itu kegirangan. Senyum bahagia tercetak di bibir Keysha. Valen senang melihat Keysha bahagia seperti itu. "Sekarang Photobooth yuk Key!"  "Enggak ah, rambut aku lepek gini." tolak Keysha. "Lepek-lepek tetap cantik kok, udah yuk ah!" Valen menarik Keysha menuju Photobooth. Selesai berfoto, Keysha dan Valen menunggu hasilnya. Akhirnya foto selesai di cetak Keysha pun melihatnya. Dia tertawa melihat Valen dengan gaya peach sembari memajukan bibirnya layaknya Donal Bebek. "Kenapa ketawa?" "Hahaha." "Key jangan bilang kamu kesurupan lagi?" "Hahaha." "Key," "Ini loh foto kamu lucu banget pingin nonjok rasanya." "Dasar! Aku kira kamu kenapa. Sini fotonya!" pinta Valen. "Enggak ah, buat mengobati rindu aku pas aku di Singapura nanti." Keysha memasukkan foto itu ke dalam tasnya, tapi sebelum itu Keysha mengambil gambar terlebih dahulu dan mengirimnya ke SG-nya. Ponselnya berdering menampilkan notif dari user Instagram tak dikenal, tepat setelah Keysha memasukan ponselnya ke sling bag. @Makhluk_pecandu_cinta membalas cerita anda. @Makhluk_pecandu_cinta Hubungan yang di umbar gak bakal bertahan lama. Gak lama lagi Valen jadi milik gue. *** "Pulang yuk, aku belum beresin baju nih padahal besok udah mau berangkat." "Cepet-cepet amat mau pulang Key, nanti lah main dulu kalau aku kangen gimana nanti?" "Ya video call lah." "Kalo sinyalnya nge-lag gimana?" "Mana aku tau." sedetik kemudian pandangan Keysha teralih pada toko buku Gramedia. Ia pun berlari memasukinya dan meninggalkan Valen sendiri. Dasar kutu buku! Melihat buku seperti melihat harta karun saja. Sampai lupa dengan pacar! Keysha sedang melihat-lihat novel bergenre teenfiction, ia seperti mau pingsan rasanya melihat banyaknya novel terbaru yang belum ia miliki.  "Ya ampun bagus banget covernya, apalagi ceritanya? Mau borong ah." tanpa melihat sinopsisnya Keysha langsung mengambil tujuh novel sekaligus.  Keysha tipikal pembaca yang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan covernya, padahal tidak tahu ceritanya apa. "Horor juga boleh lah, ya." Keysha pun beralih mencari novel horor. Diambilnya empat buah novel sekaligus. Kini di dekapannya sudah ada sebelas novel yang ia bawa. Keysha melihat buku bergenre self improvement, sudah dapat dipastikan Keysha langsung mendatanginya. Keysha benar-benar haus buku! "Sebuah seni untuk bersikap bodo amat? Bagus nih." Keysha mengambil buku terjemahan karya Mark Manson. Merasa keberatan, akhirnya Keysha memutuskan untuk membeli 12 novel saja. Sebenarnya dia masih ingin membeli lagi, tapi tangannya tak kuat menopang tumpukan novel yang sudah menjulang tinggi.  Para pengunjung toko buku melihat Keysha dengan heran, jika mereka membeli buku hanya beberapa saja lain halnya dengan Keysha. Keysha seperti ingin berjualan buku. Tibalah Keysha di kasir. Ia masih tidak sadar jika Valen tidak ada sejak tadi. Terserah, Keysha tidak peduli. Ia lebih mempedulikan novel-novel kesayangannya. "Ini serius Kak, beli sebanyak ini?" kasir itu melotot melihat novel yang Keysha bawa. "Iya Mbak, ngapain saya kesini kalau gak beli, buruan totalin yah Mbak, saya gak sabar mau baca." Keysha tak sabaran. "I-iya Kak."  "1.157.000 ribu." ucap sang kasir. Keysha pun mengeluarkan dompetnya dan tidak menemukan apa-apa disana. Dirinya tidak membawa uang tapi hanya membawa debit, tapi sayangnya debitnya tidak ada. Debit gue mana? batinnya. Kasir itu masih menunggu. Jangan bilang ketinggalan? Anjir malu gue! "Ada masalah Kak?" tanya Kasir itu. "Enggak Kak, btw saya ke toilet dulu ya perut saya mules, novelnya taruh dulu disini." Keysha langsung pergi. Keysha tidak ke toilet melainkan mencari Valen. "Mana sih?" Keysha berkeliling mal mencari Valen. Sampai akhirnya Keysha menabrak seseorang. BRUK!  "Yah, gorengan gue jatuh. Padahal tadi di gratisin tiga sama Bude Surti."  katanya lalu mengambil sebungkus gorengan yang terjatuh. "Punya mata gak sih lo? Pakai nabrak orang segala!" Bukannya meminta maaf Keysha malah memarahi cowok tinggi berambut kecoklatan itu. Cantik banget. Tapi galak. Tapi gak apa-apa deh, sikat aja. "Apa liat-liat?"  "Lo cantik."  "Bukannya minta maaf malah gombal, awas!" Keysha beranjak pergi namun tangannya di tahan oleh cowok itu. "Buru-buru amat? Kenapa?" "Eh, pegang-pegang. Pacar bukan suami bukan! Lepas!"  "Yaudah kita pacaran. Nanti kalau udah lulus sekolah baru kawin." kata cowok itu enteng, lantas Keysha memukul mulutnya keras membuat ia meringis. "Ngomong sekali lagi gue robekin mulut lo!"  "Yaudah-yaudah gue kan cuma tanya. Lo kenapa kayak risau gitu?" tanyanya. "Kepo amat sih lo, awas gue mau cari pacar gue." "Lo ud—" "KAK, INI BUKUNYA JADI NGGAK YA? KATANYA KE TOILET TAPI KOK MALAH KELUYURAN?" suara besar sang kasir itu membuat para pengunjung Mal menoleh kepada Keysha. Keysha benar-benar malu sekarang. "Maksudnya apa ya?" cowok itu bingung. Kasir itu akhirnya menjelaskan apa yang terjadi dan juga jumlah nominalnya. Cowok itu mengeluarkan jumlah nominal yang diberitahu sang kasir,"Lunas kan?" "I-iya makasih Kak. Ayo ambil bukunya." kasir itu mengajak Keysha kembali ke toko buku. "M-makasih." kata Keysha pelan. "Sama-sama cantik, semoga kita bertemu kembali." ucap cowok itu melengos pergi. Baru kali ini Keysha di datangi seorang cowok yang tidak memperkenalkan nama kepadanya. Keysha melihat sebuah huruf "R" terpampang jelas di belakang hoodie yang dikenakan cowok itu. "R?" *** Besoknya. Keysha telah tiba di bandara sekarang. Ia akan pergi ke Singapura beberapa menit lagi. Miranda dan Valen ikut serta mendampingi perjalanannya menuju bandara. Keysha juga sudah menjelaskan perihal prom night itu kepada Valen. Awalnya Valen menolak berpasangan dengan Miranda, ia lebih memilih tidak mengikuti acara sekolah itu. Namun atas bujukan Keysha dan Papanya akhirnya Valen menuruti kemauan Keysha. Suara operator bandara menggema memberi informasi bahwa pesawat yang Keysha tumpangi akan segera berangkat. "Ayok Keysha." ajak sang Papa. Keysha mengangguk. Lalu tatapannya teralih pada Vian. "Valen sampai jumpa. Tetap jaga hati ya, Key sayang Valen." Keysha memeluk Valen yang dibalas kembali oleh Valen. "Selalu Key, Valen janji. Kekey hati-hati ya." Keysha melepaskan pelukan Valen lalu memeluk Miranda. "Miranda, gue pergi berobat dulu ya. Nitip Valen, marahin kalau menel."  "Iya Keysha. Hati-hati semoga selamat sampai tujuan." Miranda membalas pelukan Keysha hangat. Sesampainya di pesawat Keysha menatap jendela di sampingnya, dia menghela napasnya sembari tersenyum, "Sampai jumpa Indonesia, welcome to Singapore."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD