Saujana keluar kamar mandi setelah Nata, yang kini malah masih berdiri dengan handuk melingkar rendah di pinggang. Ponsel dalam genggaman.
“Ada banyak panggilan nggak terjawab dari Mamah dan Tante Jasmine, firasatku kenapa jadi nggak enak begini...” kata Nata.
“Coba kamu telepon balik. Pasti ada hal penting makanya sampai telepon berkali-kali begitu.”
Pun Nata berpikir sama, cemas jika terjadi sesuatu pada Eyang walau keadaan belakangan ini sudah baik.
“Sudah, nggak diangkat-angkat. Sial, ponselku habis baterai juga!” decak Nata kesal, layar ponsel menjadi hitam. Mati total. Berjalan ke dekat nakas dan menghubungkan kabel charger pada ponsel.
Mereka berpakaian, “charger dulu, jangan marah-marah. Kamu juga yang lupa isi baterai” sindir Saujana.
Nata menghela napas. Memang paling
