Sempat terus terpikirkan, akhirnya setelah sebulan dari kabar diterima Saujana. Tidak ada lagi yang muncul mencari ke panti. Saujana juga belum cerita ini ke Nata. Tidak mau bebani Nata yang terlihat banyak pikiran. Nata harus bagi waktu jadi fotografer dan bantu bisnis keluarga. Bahkan jarang menginap di apartemen sekarang. Earphone menutup pendengaran Saujana, alunan musik membuat rileks. Dia berbaring sambil masker wajah berwarna hijau sedang bekerja mengencangkan kulit. Saujana tak dengar pintu apartemen terbuka. Sampai merasa ada seseorang sedang memandangi, Saujana menarik lepas dua timun dari kelopak mata. Nata sudah berdiri di sana sambil terkekeh melihat Saujana. “Ya ampun, kapan kamu masuk?!” tanya Saujana segera menarik lepas earphone dan mematikan musik dari ponselnya. “Baru