Ketika Bara hendak meninggalkan ruangan, Redita tiba-tiba memutar langkahnya ke arah pintu, seolah-olah ingin menghentikannya. Dengan gerakan cepat dan mendadak, ia berpura-pura tersandung dan jatuh ke arah Bara. Tubuhnya menimpa Bara, membuat posisi mereka terlihat canggung. Bara, yang terkejut dengan kejadian itu, segera menopang tubuh Redita agar tidak benar-benar terjatuh. Namun, ekspresinya berubah muram ketika menyadari niat sebenarnya di balik aksi itu. "Maaf... aku tidak sengaja," bisik Redita dengan nada lembut dan tatapan menggoda. Namun, Bara langsung melepaskan cengkeramannya dengan kasar hingga Redita nyaris terhuyung mundur. Mata Bara menyala dengan kemarahan yang tertahan. "Redita!" suaranya rendah namun penuh tekanan, seperti petir yang menandakan badai akan segera data

