Bab 73

1474 Words

Selama perjalanan pulang, Kaia duduk diam, menatap kosong ke luar jendela. Keheningan di antara mereka terasa berbeda kali ini—bukan keheningan yang nyaman, melainkan yang dipenuhi sesuatu yang mengganjal. Bara, yang menyadari perubahan sikap istrinya, perlahan meraih tangan Kaia. Ia mengecupnya berulang kali, seakan ingin meyakinkannya bahwa semuanya baik-baik saja. Setelah itu, genggamannya tetap erat, menempatkan tangan Kaia di atas pahanya, berharap bisa menghangatkan jarak di antara mereka. "Besok ikut aku ke pertemuan pelelangan, ya?" ucap Bara dengan nada lembut, mencoba mencairkan suasana. Kaia menoleh, menatapnya dengan sorot mata dingin. "Apa harus, Mas?" Bara tersenyum kecil, meski ia bisa merasakan ada sesuatu yang salah. "Kamu sekretarisku, Sayang," ujarnya, tetap lembut.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD