Pagi ini, Kaia terbangun dengan sensasi hangat di keningnya—kecupan lembut yang bertahan cukup lama. Kelopak matanya berkedip pelan, dan begitu ia membuka mata, pandangannya langsung bertemu dengan sepasang mata teduh milik Bara yang menatapnya penuh kekaguman. "Mas…" suara Kaia terdengar serak karena baru bangun, pipinya mulai merona. Dengan cepat, ia membenamkan wajahnya ke d**a bidang suaminya, menyembunyikan ekspresi malunya. Bara terkekeh kecil, tangannya terangkat untuk mengusap punggung istrinya yang masih menempel erat di dadanya. "Kenapa, hmm?" tanyanya sambil mengecup puncak kepala Kaia. "Malu…" gumam Kaia, suaranya pelan. Bara semakin tersenyum, menikmati tingkah manja istrinya. "Malu kenapa, Sayang? Aku ini suamimu. Udah sah," godanya sambil mengeratkan pelukannya. Kaia ha

