Bara menatap istrinya dengan penuh kekaguman. Sorot matanya yang tajam kini dipenuhi kelembutan, seolah menyimpan seluruh perasaan yang tak terucapkan dalam satu tatapan. Di bawah cahaya lampu kamar yang temaram, Kaia terlihat begitu memesona—kulitnya yang bersinar lembut, napasnya yang sedikit tersengal karena gugup, dan bibirnya yang sedikit terbuka seakan mengundang Bara untuk lebih mendekat. Bara menunduk, jemarinya menelusuri wajah istrinya dengan penuh kehati-hatian, seakan ingin menghafal setiap lekuknya. "Kau begitu cantik, Sayang," bisiknya, jari-jarinya menyelip di antara rambut Kaia, membelainya dengan lembut. Kaia menggigit bibirnya, merasa panas merambat ke wajahnya akibat intensitas yang dibawa oleh suaminya. "Mas..." suaranya hampir seperti bisikan, tetapi Bara menangk

