Waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Elina sudah berkutat dengan lakban, buble wrap dan kertas kado. Akhir-akhir ini ia merasa jadi lebih sibuk. Jadi, pagi ini ia harus segera menyelesaikan semua packingan agar semua pesanan ikut pengiriman hari ini. "Sial," keluh Elina saat mendapati lakban yang terpasang di tape cutter-nya telah habis. Dengan lesu, ia mengeluarkan lakban itu dan menggantinya dengan yang baru. Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Ketukannya makin lama makin keras sampai kemudian ponselnya berdering. Elina bangkit untuk menghampiri ponselnya. Ibu Negara. Tidak salah lagi, pasti yang mengetuk pintu adalah Mamanya. Tanpa menunggu waktu lama, Elina segera bergegas ke depan untuk membuka pintu. Tampak Ami sedang menempelkan ponselnya ke telinga. "Halo, Ma." Begitu pintu ben