Chapter : 21

1075 Words

“Ibu akan mencuci piring di dapur dulu, ya. Nak Damien tunggu di ruang tamu saja.” Ibunya berdiri dari kursi sambil tersenyum ramah. “Seraphina, bantu Ibu di dapur.” Damien hanya mengangguk kecil. Tatapannya sempat tertuju pada Seraphina, sebelum ia kembali duduk tenang di ruang tamu. Di dapur, suara panci dan piring beradu lembut. Ibunya sibuk mencuci piring sambil sesekali menoleh ke arah Seraphina. “Kenapa kamu tidak pernah bercerita kalau sudah menikah?” tanyanya dengan nada lembut tapi penuh keingintahuan. Seraphina menggigit bibir. “Aku… aku bingung, Bu. Takut Ibu marah.” “Marah kenapa? Ibu justru kaget sekaligus senang,” ucap ibunya sambil tersenyum tipis. “Suamimu tampak sopan, rapi, berwibawa. Kelihatan seperti orang kota yang berhasil. Kamu beruntung, Nak.” Ia mulai menyian

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD