“Berhenti tertawa. Apa perut Mas tidak sakit dari tadi tertawa terus?” kesal Tara mendengar tawa Arga yang langsung meledak begitu mereka turun dari dalam pesawat. Di dalam pesawat pun, pria itu hampir tidak berhenti menahan tawa. Tara bahkan khawatir perut Arga akan mengeras karena terus-terusan menahan tawa selama dalam perjalanan udara. “Habisnya lucu.” “Apanya yang lucu?” Arga susah payah menghilangkan rasa geli yang membuatnya ingin terus tertawa. Sumpah, perutnya sampai sakit sebenarnya. Tapi, mau bagaimana lagi—dia kesulitan menahan tawa. Saat di dalam pesawat dia sudah tersiksa karena tidak bisa tertawa lepas. Bisa-bisa dia dikira gila, lalu dilempar keluar dari pesawat karena mengganggu penumpang lain, jika tidak menahan tawanya. “Astaga.” Arga menarik panjang napas lalu mengh