“Pakde sudah siapkan jamu buat kamu. Dijamin kuat berjam-jam. Pulang dari sini kasih pakde kabar gembira.” Sumpah! Nyaris saja Arga tersedak ludahnya sendiri mendengar apa yang pakde istrinya katakan. Apalagi melihat senyum menggoda pria yang sudah tidak lagi muda tersebut. Astaga … mertuanya saja tidak seperti ini, batin Arga. “Ayo, ikut Pakde. Kamu harus minum jamu itu sekarang. Reaksinya biasa dua jam setelah minum.” “Ti-tidak perlu, Pakde.” Ari tidak peduli. Pria itu menarik tangan Arga, berbelok ke arah yang berbeda dengan Tara dan budenya. “Pakde, beneran tidak perlu. Aku masih kuat tanpa jamu.” “Ah, pokoknya kamu harus minum jamunya, Sudah Pakde buatkan repot-repot. Tidak perlu malu. Pakde yakin nanti kamu bakal ketagihan.” Jika bukan pakde istrinya, sudah pasti Arga akan mel